Melanggar Konvensi, Maraknya Penggunaan Senjata Kimia Perang Dunia I

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 3 Juli 2021 | 15:00 WIB
Dua tentara sekutu menggunakan masker saat penggunaan senjata kimia marak pada Perang Dunia I. (via Rare Historical Photos)

 

Tujuan konvensi itu agar mencegah kerusakaan permanen yang dapat ditimbulkan oleh gas beracun.

Namun, konvensi itu jadi sia-sia lantaran penggunaan gas kimia digunakan pada 20 tahun setelahnya oleh Jerman. Penggunaan itu dipelopori oleh Fritz Haber, seorang ahli kimia Yahudi-Jerman, dan menyeret negaranya menuju kekalahan dan penghinaan di Perang Dunia I.

Usulannya kepada pemerintah Jerman menjadi dilema moral dan etika. Banyak petinggi militer Jerman menganggap pengunaan gas adalah tindakan menjijikkan dan tidak terhormat karena melanggar Konensi Den Haag. Bahkan Clara Haber, istrinya sendiri yang sesama ahli kimia, juga menentang.

Di satu sisi Jerman sedang tergencet dalam perang di dua front, dan hampir putus asa. Usulan Haber sendiri juga demi mengusir pasukan sekutu dari parit-paritnya.

Serangan gas kimia buatan Haber menggunakan klorin. Alasannya, klorin dua setengah kali lebih pada daripada udara, sehingga tetap dekat dengan tanah saat dihempaskan, dan juga tenggelam ke dalam parit, lubang, dan bunker. Gas klorin dapat menyebar dalam waktu singkat dalam tingkat aman.

Baca Juga: Agen Oranye Herbisida Senjata Kimia AS Penghancur Perang Vietnam

Fritz Haber, ahli kimia Jerman pada Perang Dunia I yang menggagas penggunaan senjata kimia. (o.Ang.)

April 1915 di reruntuhan Ypres, Beglia, tentara Jerman mengumpulkan 5.700 silinder klorin cair, dan menunggu angin semilir bertiup ke arah musuh. Pukul 17.00, 22 April, 160 ton gas klorin melayang ke arah tentara Perancis dan Aljazair-Perancis.

Mereka menyaksikan dengan heran kabut hijau beraroma seperti lada dan nanas ke arah mereka. Kemudian mereka batuk-batuk, tersedak, mati lemas, dan 'tenggelam' dalam gas, tulis Padley.

Sekitar 800 hingga 1.400 prajurit Perancis dan Aljazair tewas, 4.000 lainnya terluka, dan ribuan orang melarikan diri karena panik. Berita ini terdengar di pihak sekutu, dan membesar-besarkan tingkat mematikan serangan itu untuk propaganda dengan menunjukkan ribuan tentara telah tewas.

Baca Juga: Flu Spanyol, Lambannya Pemerintah Hindia Belanda Menangani Pagebluk

Seketika Haber menjadi popular di Jerman dan digadangkan sebagai pembantu kemenagnan Jerman. Clara yang gagal menghentikan suaminya, mengambil pistol militernya dan menembak dadanya pada 2 Mei 1915. Senjata haber pun digunakan keesokan harinya untuk front melawan Rusia.

Marion Dorsey, sejarawan University of New Hampshire menyebut, Inggris bereaksi dengan kemarahan atas penggunaan gas kimia beracun Jerman. 

"Kebijakan Inggris adalah untuk menanggapi dalam bentuk serangan gas Jerman tetapi tidak pernah meningkatkan perang," kata Dorsey, dilansir dari History.

Akhir September 1915, Inggris mencoba memberi serangan kimia klorinnya sendiri di pertempuran Loos, dengan sedikit keberhasilan. Teknisi Inggris menyebarkan gasnya satu jam sebelum infanteri untuk menyerang, tetapi angin bergeser dan membuat kabut klorin kembali ke garis Inggris.

Baca Juga: Granat dari Perang Dunia I Ditemukan Tercampur dengan Kentang Impor