Nationalgeographic.co.id—Wawan Setiawan, atau yang biasa disapa Kang Awang, meninggal dunia pada Jumat, 2 Juli 2021, bakda magrib. Kang Awang adalah salah satu pasien isolasi mandiri (isoman) COVID-19 di Bandung, Jawa Barat.
Kang Awang wafat tanpa sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit. Hingga kondisinya kristis pada sore di hari yang sama, ia tak kunjung bisa mendapatkan rumah sakit karena penuhnya rumah sakit di Kota Kembang.
Ketika sehat, ia sehari-hari bekerja sebagai marbut di Masjid Salman ITB. Dari perkerjaan itulah ia menafkahi keluarganya. Marbut senior Masjid Salman ITB itu wafat dengan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang masing-masing masih berusia 9 tahun, 5 tahun, dan 1 tahun.
Said Fariz Hibban, data analyst di LaporCovid-19, mengatakan bahwa Kang Awan adalah satu dari 265 pasien isoman COVID-19 di Indonesia yang meninggal dalam sebulan terakhir. Berdasarkan data yang didapat oleh LaporCovid-19, angka ini mencerminkan bahwa fasilitas kesehatan (faskes) di beberapa daerah di Indonesia telah kolaps karena tidak mampu menampung banyaknya pasien COVID-19.
LaporCovid-19 sendiri merupakan kelompok warga yang memiliki perhatian terhadap hak asasi warga dan masalah kesehatan masyarakat terkait pandemi COVID-19. Koalisi ini dibentuk para awal Maret 2020, ketika kasus COVID-19 merebak dan ditemukan secara resmi.
Tim LaporCovid-19 terdiri dari berbagai kalangan relawan, mulai dari jurnalis, dokter, epidemiolog, pakar kesehatan masyarakat, data analyst, hingga warga biasa. Tim LaporCovid-19 telah sembangun sebuah kanal laporan warga (citizen reporting platform) yang digunakan sebagai tempat berbagi informasi mengenai kejadian terkait COVID-19 yang ditemukan oleh warga, namun selama ini luput dari catatan pemerintah.
Dalam siaran pers pada 3 Juli 2021, tim LaporCovid-19 menyatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia telah meningkatkan kematian. Selain pasien yang meninggal selama perawatan di rumah sakit, banyak masyarakat melaporkan kematian anggota keluarga atau rekan mereka di rumah saat menjalani isolasi mandiri.
Baca Juga: Satu Tahun Corona di Indonesia: Pandemi Ini Diprediksi Jadi Endemik
"Fenomena ini menjadi potret nyata kolapsnya fasilitas kesehatan yang menyebabkan pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan layanan medis yang layak. Situasi ini diperparah oleh komunikasi risiko yang buruk, yang menyebabkan sebagian masyarakat menghindari untuk ke rumah sakit dan memilih isolasi mandiri," kata tim LaporCovid-19 dalam keterangan pers mereka.
"Berdasarkan hasil penelusuran tim LaporCovid19 di sosial media Twitter, berita online, dan laporan langsung warga ke LaporCovid-19, kami menemukan sedikitnya 265 korban jiwa yang meninggal dunia positif Covid-19 dengan kondisi sedang isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan, dan ketika menunggu antrean di IGD Rumah Sakit. Kematian di luar fasilitas kesehatan ini terjadi hanya selama bulan Juni 2021 hingga 2 Juli 2021," beber mereka.
Menurut mereka, kondisi ini menunjukkan bahwa pemerintah abai dalam memenuhi hak atas kesehatan warganya di masa pandemi, seperti yang dijamin oleh Undang-undang Kekarantinaan Kesehatan No. 6 Tahun 2018. Undang-undang ini menjamin bahwa di masa pandemi, setiap warga negara berhak mendapatkan layanan medis yang semestinya. Jelas ini juga bagian dari pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin dalam UUD 1945.
Baca Juga: Data Twitter Bisa Bantu Prediksi Wilayah yang Akan Terdampak COVID-19
Sebanyak 265 Korban jiwa tersebut tersebar di 47 Kota dan Kabupaten dari 10 Provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung, Kepulauan Riau, Riau, dan NTT.
Provinsi yang terekam cukup banyak mengalami kematian di luar rumah sakit adalah Jawa Barat sejumlah 97 kematian dari 11 kota/kabupaten, lalu diikuti oleh oleh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 63 kasus kematian di luar rumah sakit dan Banteng dengan 40 kasus kematian di luar rumah sakit. Temuan provinsi dengan sebaran terbanyak yakni ada di Jawa Tengah dengan 22 kasus kematian di luar rumah sakit yang kejadiannya muncul di dua belas kota/kabupaten.
Baca Juga: Mengapa Perempuan Lebih Menderita Secara Finansial Selama Pandemi?
Kepada National Geographic Indonesia, Said Fariz yang turut mengolah data ini merinci bahwa kota/kabupaten dengan jumlah kematian pasien isoman COVID-19 terbanyak dalam sekitar sebulan terakhir ini adalah Bekasi dengan 74 jiwa. "Sleman sebanyak 41. Tangerang sebanyak 37 jiwa," ujar Said merinci kota/kabupaten dengan korban terbanyak kedua dan ketika berdasarkan data sejak 1 Juni sampai 2 Juli 2021.
Jumlah tersebut tentu belum mewakili kondisi sesungguhnya di komunitas, karena tidak semua orang melaporkannya ke LaporCovid-19, media sosial, atau diberitakan media massa. "Kami mengkhawatirkan, hal ini merupakan fenomena puncak gunung es dan harus segera diantisipasi untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa di luar fasilitas kesehatan," kata tim LaporCovid-19 mewanti-wanti.
"Selain memperkuat fasilitas kesehatan dan sumber daya tenaga kesehatan, harus ada pembatasn mobilitas secara ketat untuk mencegah terus melonjaknya laju penularan kasus yang akan meningkatkan risiko kematian," tegas mereka.