Nationalgeographic.co.id—Alkitab Perjanjian Lama mengekalkan kisah Daud, seorang pemuda mungil melawan raksasa bernama Goliat.
Pada saat itu, Raja Saul dan orang-orang Israel bertempur melawan orang Filistin. Goliat merupakan seorang Filistin raksasa. Dia besar dan kuat sehingga orang Israel takut kepadanya. Goliath berseru kepada orang Israel pagi dan mala selama empat puluh hari, namun, tidak ada yang berani melawannya.
Daud melihat kesombongan Goliat ketika mengirimkan makanan kepada kakak-kakaknya. Daud tidak tinggal diam dan akan melawan Goliat. Daud tahu bahwa Allah akan menolongnya. Ia mengambil lima buah batu dan memasangkannya pada umban. Daud mengayunkan batu tersebut dan mengenai kepala Goliat. Karena bertarung membawa kebenaran, Goliat pun roboh ke tanah, lalu Daud mengambil pedang dan memenggal kepalanya.
Meskipun banyak yang menganggap kisah tersebut merupakan keberagaman cerita legenda, tetapi temuan terbaru yaitu prasasti Filistin tertua menunjukkan bahwa Goliat memang benar-benar ada. Artefak berbentuk pecahan tanah liat kecil ditemukan di Israel pada 2005 oleh para arkeolog Tell es-Safi University.
Tertulis kata “Alwt dan Wlt” yang menurut Professor Aaron Demsky merupakan nama Goliat. Alwt dan Wlt secara etimologis mirip dengan nama Goliath. Studi mengkonfirmasi bahwa ukiran artefak tersebut dibuat sekitar 950 SM. Namun, perdebatan mengenai ukuran tubuh Goliat masih menjadi kontroversi.
Sebuah penemuan arkeologi yang dilakukan oleh arkeolog Jeffrey Chadwick dari Brigham Young University, Provo, Utah pada Perjanjian Lama ukuran Goliat atau Jalut disebutkan sebagai Empat Cubits dan Satu Span sesuai dengan ukuran pilar kota Gath. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa Goliat empat kali lebih besar dari ukuran manusia normal. Padahal menurut Jeffrey Chadwick ukuran empat cubit dan satu span yang dimaksud dalam Kitab Injil Perjanjian Lama adalah 2,38 meter.
"Penulis jaman dulu menghitung ukuran tubuh Goliat dengan cara membandingkan ukuran benda yang ada di wilayahnya. Untuk Goliat, dia digambarkan tiga besar dan kuat seperti pilar yang ada di kotanya tinggal." ucap Jeffrecy Chadwick.
Baca Juga: Bangkai Kapal di Israel Ditemukan dengan Artefak Kristen dan Muslim
Pendapat Jeffrey Chadwick ditentang oleh Gary Arbini, peneliti asal Gateway Seminary di Mill Valley, California, Amerika Serikat. Menurutnya, Jeffrey Chadwick harus memperdalam riset mengenai ukuran pilar kota Gath sebagai perbandingan ukuran tubuh Goliat. Namun, Gary setuju jika istilah empat cubit dan satu span yang ada di kitab Injil Perjanjian Lama menunjukkan kiasan besar dan kuat.
Adanya ras raksasa semakin diyakini dengan penemuan sisa manusia raksasa di seluruh dunia, seperti, Tunisia, Pennsylvania, Glen Rose, Texas, Gargayan di Filipina, Suriah, Maroko, Australia dan pegunungan Urbasa di Spanyol. Penemuan manusia raksasa paling dikenal dan diakui secara ilmiah adalah “Raksasa Jawa” yang ditemukan di Cina Selatan.
Fosil manusia raksasa di Cina Selatan mengungkapkan bahwa manusia raksasa memiliki enam jari. Karakteristik polidaktil menjadi pola teratur pada ras manusia raksasa. Di Soviet Georgia, ditemukan kerangka manusia raksasa dengan tinggi antara 9 dan 10 kaki dan memiliki enam jari tangan dan kaki.
Baca Juga: Fosil Nenek Moyang Manusia yang Tak Dikenal Ditemukan di Israel
Berdasarkan laman resmi alkitab.sabda.org, disebutkan keberadaan manusia raksasa. “Dalam sebuah pertempuran yang terjadi di Gath, ada seorang pria besar dengan enam jari masing-masing di tangan dan kaki dan bertotal dua puluh empat. Orang tersebut merupakan keturunan raksasa.”
Terlepas dari ditemukannya bukti kerangka serta gigi manusia raksasa dalam proses penggalian, ternyata belum banyak ilmuwan yang berdedikasi untuk mempelajari fenomena tersebut lebih jauh.
Dengan bukti dari seluruh dunia menunjukkan bahwa keberadaan raksasa atau Goliat sudah tidak aneh. Faktanya, penemuan manusia raksasa membuat orang percaya bahwa manusia purba terdiri dari tiga ukuran, yaitu raksasa, normal, dan hobbit.
Pada 2004, sekelompok arkeolog yang bekerja di Indonesia menemukan fosil ras manusia katai atau “Hobbit”. Mereka menemukan bahwa hobbit telah hidup bersama manusia sampai 13.000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Kabar Terakhir Manusia Katai Dari Flores: Kisah Homo Floresiensis
Tim peneliti, temasuk ahli paleoantropologi Indonesia, Professor T. Jacob, menjuluki ras manusia katai dengan Homo floresiensis, sesuai dengan tempat kerangka ditemukan yaitu di Flores, Indonesia. Jatmiko, peneliti utama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berkata satu kerangka yang utuh ditemukan pada kedalaman hampir enam meter di situs Liang Bua, Flores.
Kerangka ini menarik karena bagian kepala hanya sebesar jeruk Bali. Volume otak sekitar 125 cc, jauh lebih kecil dari volume otak manusia sebesar 1.300 cc. Setelah dirangkai, tingginya hanya sekitar 100 sentimeter. Terbilang pendek untuk ukuran manusia umumnya sekitar 160-170 sentimeter.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa teks kuno atau cerita rakyat mengenai manusia raksasa adalah sebuah imajinasi, tetapi banyak budaya mencatat kisah keberadaan mereka. Penemuan fosil yang diduga manusia raksasa di beberapa situs arkeologi, boleh jadi mitos itu merupakan penggambaran kehidupan.
Berdasarkan penemuan-penemuan di berbagai belahan dunia, legenda kurcaci dan raksasa yang diceritakan dalam cerita rakyat kelompok etnis, akhirnya melampaui mitos dan menjadi nyata keberadaannya.