Ron Allen, Astronom yang Tak Sengaja Menemukan Struktur Kosmik Raksasa

By Utomo Priyambodo, Jumat, 9 Juli 2021 | 16:53 WIB
Ronald John Allen (1940-2020) atau biasa disapa Ron Allen, seorang profesor fisika dan astronomi di Johns Hopkins University. (National Radio Astronomy Observatory )

 

Namun, ketika kita mempertimbangkan alam semesta dalam skala yang cukup besar, terbukti bahwa bahkan ruang vakum itu tidak sepenuhnya kosong. Sebaliknya, ruang vakum itu diisi dengan medium antarbintang, yang merupakan campuran gas dan debu dengan kepadatan rendah. Komponen utama gas ini adalah molekul hidrogen (H2) dan senyawa lainnya.

Karena H2 sangat langka, para astronom harus mencari molekul lain dalam gas antarbintang yang dapat digunakan untuk menyimpulkan keberadaannya, seperti gas karbon monoksida (CO) atau hidroksil (OH), tapi biasanya yang dipakai adalah karbon monoksida. Zat-zat tambahan ini disebut sebagai zat-zat pelacak.

Washington Newsday memberitakan bahwa Ron Allen secara tidak sengaja menemukan emisi OH tetapi tidak ada emisi CO saat meneliti sesuatu yang lain pada tahun 2012. Ron Allen kemudian berargumen bahwa OH ini bisa menjadi referensi ke awan besar H2.

Baca Juga: Elon Musk Mau Ubah Starship SpaceX Jadi Teleskop Luar Angkasa Raksasa

Gambaran struktur kosmik di angkasa. Para astronom, yang salah satunya kini sudah meninggal, secara tidak sengaja menemukan struktur kosmik raksasa yang sebelumnya tidak diketahui sains. (Pixabay/Pexels)

Dalam penemuan struktur kosmik baru ini Allen bekerja sama dengan Dave Hogg dari National Radio Astronomy Observatory di Virginia, serta Philip Engelke dan Michael Busch, keduanya adalah mahasiswa Ph.D. di Johns Hopkins University. Mereka melakukan penelitian untuk melihat apakah mereka dapat menggunakan OH sebagai pelacak H2 dengan mengamatinya dengan menggunakan Green Bank Telescope (GBT), teleskop radio terbesar di dunia yang dapat dikendalikan sepenuhnya.

Mereka menemukan bahwa OH ternyata dapat digunakan untuk mendeteksi gas H2. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Green Bank Observatory, pengukuran OH ini mulai mengisi kesenjangan antara pengamatan CO di masa lalu sekaligus mengungkapkan gas molekuler sebagai komponen penting dalam kelahiran Galaksi kita.

Kemudian Engelke melihat sebuah bidang besar dan redup di seluruh bidang pandang teleskop. Setelah ratusan jam mencari, menggunakan beberapa pendekatan dan bahkan teleskop terpisah, mereka menemukan bahwa struktur masif itu memang ada.

Baca Juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi Apabila Dua Galaksi Bertabrakan?

Sebuah gambaran NGC 5907, galaksi spiral yang berjarak 55 juta tahun cahaya dari planet kita. (R Jay Gabany, dkk./NASA)