Nationalgeographic.co.id—Para astronom secara tidak sengaja menemukan struktur kosmik raksasa yang sebelumnya tidak diketahui sains. Penemuan struktur kosmik ini tampaknya dapat mengubah pengetahuan kita tentang bagaimana bintang-bintang muncul.
Struktur kosmik tersebut, yang terdiri atas sejumlah besar gas, terbentang di atas piringan Galaksi Bima Sakti dan mungkin lebih jauh lagi. Penemuan itu dicapai oleh tim astronom yang dipimpin oleh Ronald John Allen atau biasa disapa Ron Allen, seorang profesor fisika dan astronomi di Johns Hopkins University.
Sebelumnya, sebagaimana dilansir Science Times, baru-baru ini para astronom mengusulkan bahwa mungkin ada lebih banyak planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang-bintang lain daripada yang diperkirakan sebelumnya. Planet-planet itu mungkin mengisi tempat-tempat yang selama ini kita yakini sebagai ruang vakum atau ruang kosong di luar angkasa. Ruang vakum ini didefinisikan oleh para astronom sebagai ruang kosong antara bintang-bintang dan planet-planet.
Namun, ketika kita mempertimbangkan alam semesta dalam skala yang cukup besar, terbukti bahwa bahkan ruang vakum itu tidak sepenuhnya kosong. Sebaliknya, ruang vakum itu diisi dengan medium antarbintang, yang merupakan campuran gas dan debu dengan kepadatan rendah. Komponen utama gas ini adalah molekul hidrogen (H2) dan senyawa lainnya.
Karena H2 sangat langka, para astronom harus mencari molekul lain dalam gas antarbintang yang dapat digunakan untuk menyimpulkan keberadaannya, seperti gas karbon monoksida (CO) atau hidroksil (OH), tapi biasanya yang dipakai adalah karbon monoksida. Zat-zat tambahan ini disebut sebagai zat-zat pelacak.
Washington Newsday memberitakan bahwa Ron Allen secara tidak sengaja menemukan emisi OH tetapi tidak ada emisi CO saat meneliti sesuatu yang lain pada tahun 2012. Ron Allen kemudian berargumen bahwa OH ini bisa menjadi referensi ke awan besar H2.
Baca Juga: Elon Musk Mau Ubah Starship SpaceX Jadi Teleskop Luar Angkasa Raksasa
Dalam penemuan struktur kosmik baru ini Allen bekerja sama dengan Dave Hogg dari National Radio Astronomy Observatory di Virginia, serta Philip Engelke dan Michael Busch, keduanya adalah mahasiswa Ph.D. di Johns Hopkins University. Mereka melakukan penelitian untuk melihat apakah mereka dapat menggunakan OH sebagai pelacak H2 dengan mengamatinya dengan menggunakan Green Bank Telescope (GBT), teleskop radio terbesar di dunia yang dapat dikendalikan sepenuhnya.
Mereka menemukan bahwa OH ternyata dapat digunakan untuk mendeteksi gas H2. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Green Bank Observatory, pengukuran OH ini mulai mengisi kesenjangan antara pengamatan CO di masa lalu sekaligus mengungkapkan gas molekuler sebagai komponen penting dalam kelahiran Galaksi kita.
Kemudian Engelke melihat sebuah bidang besar dan redup di seluruh bidang pandang teleskop. Setelah ratusan jam mencari, menggunakan beberapa pendekatan dan bahkan teleskop terpisah, mereka menemukan bahwa struktur masif itu memang ada.
Baca Juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi Apabila Dua Galaksi Bertabrakan?
Penemuan itu mereka definisikan sebagai "kebetulan". Artinya, struktur masif itu ditemukan secara tidak sengaja. Struktur tersebut adalah emisi OH yang "sangat luas dan ada di mana-mana" yang berpusat di dekat kuadran kedua galaksi lain, menurut laporan penelitian mereka yang diterbitkan di The Astrophysical Journal pada Juni 2021. Judul laporan mereka itu adalah "Observational Evidence for a Thick Disk of Dark Molecular Gas in the Outer Galaxy".
"Hasil kami menyiratkan keberadaan piringan tebal gas molekul difus di galaksi luar yang sebelumnya tidak terdeteksi dalam survei CO di seluruh langit," tim tim peneliti dalam laporan studi tersebut.
Penemuan pola tersebut, menurut penelitian, memiliki konsekuensi bagi teori tentang bagaimana bintang berkembang serta struktur medium antarbintang.
Baca Juga: Ribuan Makam Islam Ini Disusun dalam Pola 'Galaksi' yang Misterius
Allen meninggal pada tahun 2020, tepat saat penelitian sedang disusun. Oleh karena itu, mantan murid-muridnya mengambil alih dan meneruskan penelitian ini dan menyelesaikan pekerjaan tersebut untuknya.
"Ron adalah mentor yang luar biasa, astronom yang brilian, dan teman yang baik bagi saya. ... Saya akan sangat merindukannya," ujar Michael Busch, seperti dikutip dari Fox40.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Green Bank Observatory, Engelke menyatakan bahwa mereka beruntung telah mengenal Ron Allen. Ron sangat gembira dengan penemuan itu, tambahnya. Engelke yakin Ron Allen akan senang dengan hasilnya.
Ronald John Allen, lahir di Kanada pada 12 November 1940. Orang tuanya adalah seorang penasihat keuangan dan operator pusat penitipan anak. Ronn adalah anak tengah dari tiga bersaudara.
Pada 1962, ia memperoleh gelar sarjana dalam bidang fisika dari Universitas Saskatchewan, Kanada. Dia melanjutkan ke Master dan PhD di Massachusetts Institute of Technology, menyelesaikan studinya pada 1967.
Pada tahun yang sama dia menikah dengan Janice (Jan) Nielsen dan pindah ke Observatorium Radio Meudon dekat Paris di National Research Council of Canada Fellowship. Pada Januari 1969 ia mulai ditunjuk sebagai peneliti postdoctoral di Kapteyn Astronomical Laboratorydi Groningen, Belanda. Dia tertarik dengan Teleskop Radio Sintesis Westerbork yang hampir selesai.
Setelah masa kerja singkat di Institute of Astronomy di Cambridge, Ron bergabung dengan staf tetap Institut Kapteyn pada 1972. Ketertarikannya sebagian besar pada teknik astronomi radio.
Baca Juga: Tata Surya Kedatangan Komet Terbesar dalam Sejarah Temuan Astronomi
Pada 1985 Ron dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat. Dia bekerja di Universitas Illinois, di mana dia menjadi ketua Departemen Astronomi.
Mulai 1989, dia bekerja di Space Telescope Science Institute di Baltimore, di mana ia juga menjadi Profesor tambahan di Departemen Fisika/Astronomi di Universitas Johns Hopkins.
Minatnya terfokus pada struktur dan fisika medium antarbintang di galaksi menggunakan pengamatan radio, optik, dan UV jarak jauh, khususnya dalam kaitannya dengan struktur spiral.
Pada tahap terakhir karirnya, dia sangat tertarik pada radikal OH dan hidrogen molekuler di galaksi, di mana dia diduga menyembunyikan sejumlah besar materi sebagai gas dingin yang sulit diamati. Ron Allen wafat pada 8 Agustus 2020.