Kekeringan Australia

By , Senin, 6 April 2009 | 13:43 WIB

Nama garis tersebut adalah Garis Goyder yang merupakan sebuah batas yang menandai ujung wilayah berkecukupan curah hujan bagi tanaman pangan di Australia Selatan. Pada tahun 1865, seorang penyigi bernama George Goyder melakukan perjalanan luar biasa dengan menunggang kuda untuk melacak titik lokasi di mana tanah rerumputan berubah menjadi tanah gersang bersemak. Para pemukim di Australia bergantung pada Garis Goyder untuk membedakan tanah subur dengan tanah yang tidak cocok untuk pertanian. Kecuali, ketika mereka tidak melakukannya. Contohnya adalah kawasan Renmark yang terletak di sisi Garis Goyder yang salah. Namun, hal tersebut tidak menghentikan dua lelaki bersaudara dari Kanada bernama Chaffey untuk mengembangkan sistem irigasi di Renmark, dua dekade setelah peringatan si penyigi.

Kenyataannya, pada masa itu Chaffey bersaudara sudah 30 tahun lebih maju dari zamannya. Saat itu, Pemerintah Australia meresmikan skema ”permukiman tentara” pertamanya pasca Perang Dunia I dengan memberikan tanah, air, dan mesin pertanian kepada para veteran. Puluhan tahun kemudian, kebun buah, anggur, dan ladang gandum secara ajaib bermunculan di wilayah-wilayah yang dahulunya merupakan gurun bersemak di utara Garis Goyder.

Kanal demi kanal digali untuk mengalirkan air Sungai Murray ke lahan pertanian yang baru—dan kemudian ke distrik-distrik irigasi nan tersebar luas yang diperuntukkan bagi industri beras yang mulai tumbuh (dan sangat rakus air). Pada awal 1970-an, Australia adalah salah satu eksportir utama jenis tanaman pangan tersebut. Lobi pertaniannya muncul sebagai kekuatan politik yang menggentarkan dan pemerintah mulai menjual izin pengairan kepada siapa pun yang ingin menjadi tuan atas dirinya sendiri dan tidak akan mengeluh jika sesekali kekeringan melanda.

Dalam waktu singkat, Sungai Murray mulai menyusut dan salinitas di tanah-tanah lapang mulai meningkat. Malangnya, resep yang ada cuma membuat penyakit jadi meluas. Teknologi irigasi antibocor mengakibatkan jumlah air yang kembali ke ekosistem menjadi semakin sedikit.!break!

Di samping itu, alat penyaring garam bisa melindungi pangan dari keracunan, tetapi harus melalui proses pemompaan air yang tak terbatas. Akhirnya pada 1995, Komisi Lembah Sungai Murray–Darling menerbitkan pembatasan jumlah air yang boleh dipompa dari sungai oleh tiap negara bagian. Namun, konsumsi yang berlebihan itu tidaklah berakhir. Para petani yang memiliki hak atas air, tetapi tidak pernah memanfaatkannya mulai menjual ”lisensi tidur”-nya kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Para industrialis ditawari insentif pajak dalam menciptakan perkebunan-perkebunan super yang memperkenalkan kebun zaitun dan almond yang luas di lembah sungai.

Sementara itu, pemerintah New South Wales dan Queensland terus mengabaikan pembatasan pengambilan air dan terus memberi surat izin. ”Meningkatnya penyaluran air dari Sungai Murray pada akhir 1990-an mirip seperti para peminum di bar. Pramusaji bar mengumumkan, ’Pesanan terakhir, tuan-tuan.’ Semua orang pun bergegas minum sebanyak mungkin sebelum mereka ditendang keluar,” ujar Malcolm Turnbull.

Satu dekade silam, Mick Punturiero berhasil menjadi penghasil jeruk limau terbesar di Australia Selatan dan dia telah melakukan semua hal dengan benar. Ia menerapkan teknologi konservasi air yang teranyar. Air yang tak dia perlukan dia kembalikan kepada pemerintah negara bagian untuk kepentingan lingkungan. Bahkan, Punturiero dapat memperkirakan ke mana peningkatan permintaan terhadap air Murray akan mengarah. Ia menceritakan tentang bagaimana ia mengingatkan seorang aparat pemerintah negara bagian di akhir 1990-an, ”Anda harus menghentikan pembangunan ini. Kita tengah mengelola sumber air kita dengan buruk.”

Ia ingat kata-kata si aparat, seolah hal itu terjadi kemarin: ”Mick, Anda tidak dapat mengendalikan kemajuan.” Kemudian datanglah kekeringan pada 2002 yang awalnya seperti biasa. Hanya saja, kekeringan tersebut masih belum berakhir. !break!

”Sungai itu tidak beda dengan jalan bebas hambatan yang harus dibayar oleh setiap warga Australia lewat pajak. Setiap warga sudah membayar untuk pintu-pintu air tersebut. Kami sudah bayar untuk Bendungan Dartmouth yang seharusnya membuat Australia Selatan bebas bencana kekeringan. Jadi mengapa alokasi airku tidak diberikan secara penuh? Berikan padaku! Itu hakku sepenuhnya!” kata Punturiero berpendapat.

Punturiero menganggap dirinya sebagai penjaga tanah yang setia. Ia juga melihat rekan-rekan sesama petani sama seperti kakeknya, tidak pernah berusaha menabung, kemudian jatuh bangkrut atau bunuh diri. Dia pun memahami keputusasaan mereka yang tak berujung. Terkadang ia pun merasakannya sendiri—”terpojok dan aku tak dapat lagi melindungi keluargaku,” ujar Punturiero. Suaranya tiba-tiba mengecil. Namun, kemarahan kembali melanda. Hanya kemarahanlah yang dirasakan Mick Punturiero saat ini. Ia tidak akan menyerah tanpa perlawanan—itulah janji yang dia ucapkan.

Tak mudah bagi banyak warga Australia untuk menghubungkan versi Sungai Murray yang cacat saat ini dengan kemilau romantisme masa muda mereka. Di muara sungai, ekosistem yang subur telah lama diasupi oleh pasang naik-pasang surut air asin dan air tawar. Kini, untuk dapat mengalirkan air Sungai Murray yang bermasalah hingga ke laut, muara sungai tersebut harus dikeruk setiap saat. Tanpa pengerukan, muara akan tertimbun lumpur, menghambat aliran air tawar ke ekosistem laguna yang dinamakan Coorong dan ke Danau Alexandrina yang letaknya tak jauh.

Di tempat inilah setiap paginya, seorang nelayan beruban yang usianya 65 tahun mengemudikan perahu aluminiumnya ke perairan Danau Alexandrina atau bisa juga disebut sisa perairan Danau Alexandrina. Tumpukan endapan lumpur mencuat keluar permukaan air. Sejak hampir semua rekan seprofesi berpindah tempat tinggal, Henry Jones sendirian menguasai danau tersebut—itu jika tanpa menghitung burung-burung pelikan, walau sesungguhnya Henry benar-benar menghitung jumlah unggas tersebut sambil berpikir: mungkin jumlahnya cuma sepersepuluh dari yang dahulu. Burung ibis putih juga tidak ada lagi, juga tidak ada bebek paruh biru. Jones memasukkan tangan ke dalam air untuk mengumpulkan jaring-jaring tangkapnya. Di antara hasil tangkapan, tidak satu pun ikan silver perch, cod Sungai Murray, atau bony bream (sejenis hering). Air asin telah mencerabut ikan-ikan itu sehingga hanya ikan gurame yang bertahan. Padahal, seperempat abad lalu gurame bahkan tidak ada di hilir danau. Keberadaan ikan-ikan tersebut jadi pertanda rusaknya lingkungan air tawar.!break!