Negeri Esok Hari

By , Senin, 13 Februari 2012 | 09:43 WIB

Zharkeshov sangat senang dengan ibu kota baru yang sepertinya menjanjikan, baik untuk dirinya maupun untuk sebuah negara, yang dalam pandangannya terlalu sering disamakan dengan negara-negara tetangganya yang tidak stabil. Akan tetapi, Astana, ujar Zharkeshov, adalah wajah Kazakh­stan yang baru. “Benar-benar luar biasa, sungguh, menjadi bagian dari proses ini. “

Hanya beberapa hari setelah kami ber­temu, dia mendapatkan pekerjaan yang didamba­kannya, sebagai ekonom pemerintah, bergabung dengan ribuan pemuda lainnya—usia rata-rata di ibu kota hanya 32 tahun—saat Astana telah menjadi sebuah mercusuar kesempatan.

Seperti Zharkeshov, sebagian besar pendatang baru berasal dari etnik Kazakh. Dominasi mereka mencerminkan kecenderungan pemerintah untuk mempekerjakan orang-orang yang dapat berbicara bahasa Kazakh, yang membuat kesal orang-orang non-Kazakh. Penekanan pada bahasa Kazakh adalah bagian dari tren yang oleh sebagian orang disebut sebagai Khazakhifikasi, dengan Astana menjadi contoh yang paling mencolok dan Nazarbayev sebagai promotor yang paling bersemangat.

Sebagai etnik Kazakh, presiden tersebut di­lahir­kan 71 tahun yang lalu dari pasangan peng­gembala dari sebuah desa di tenggara negara itu. Dia pernah bekerja di pabrik besi sebelum bergabung ke Partai Komunis, di mana dirinya memegang pos kepemimpinan senior sewaktu runtuhnya Uni Soviet.

Setelah menduduki kursi kepresidenan, dia mulai meletakkan dasar untuk memindahkan ibu kota dari Almaty ke Aqmola, di bagian utara-tengah Kazakhstan. Banyak yang bingung dengan pilihannya. Aqmola didirikan pada tahun 1830 se­bagai benteng tsar, ia berkembang sebagai per­simpangan jalan kereta api dan dikenal se­lama zaman Soviet sebagai Tselinograd.

Pada tahun 1950-an dan 60-an, Nikita Khrushchev bertujuan untuk mengubah daerah itu menjadi lumbung kekaisaran Soviet. Namun, pada tahun 1990-an, kota itu mengalami masa-masa sulit karena suhu yang terjun hingga minus 51°C di musim dingin, awan nyamuk di musim panas, angin kejam yang menghamparkan badai debu di atas ladang siap panen.!break!

Seorang pemain biola yang ber­latih di Moskow bernama Aiman Mussa­kha­jayeva adalah seorang yang skeptis. Ia dibesarkan di Almaty dan bertemu Nazarbayev setelah salah satu konsernya di sana pada pertengahan 1990-an. Sang presiden bertanya apakah ia ingin mendirikan sebuah akademi musik nasional. Dia senang dengan tawaran itu dan berasumsi akademi akan di­dirikan di Almaty.

Ketika Nazarbayev menyampaikan rencana­nya, Mussakhajayeva berpikir, Apakah Aqmola itu? Tetapi dia menelan keraguannya dan meng­ikuti sang presiden ke ibu kota baru, di mana dia sekarang menjalankan Universitas Seni Nasional yang terletak di sebuah bangunan melingkar ber­warna biru terang yang disebut banyak orang sebagai mangkuk anjing.

Nazarbayev telah memberikan bebe­rapa alasan untuk memindahkan ibu kota dari Almaty, di antaranya kerentanan kota itu terhadap gempa bumi dan jaraknya yang sangat dekat dengan pegunungan Tian Shan, yang membatasi ruang untuk per­­tumbuhan­nya. Namun, geopolitik juga me­mainkan peranan penting.

Nazarbayev sangat diyakini telah termotivasi oleh rasa takutnya atas rancang daerah Rusia di wilayah utara Kazakh­stan. Namun, apa pun alasannya, ha­nya sedikit yang mau atau mampu menantang pimpinan otoriter itu, yang tetap populer karena telah mem­promosikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi meskipun diterpa kritik atas pemerintahnya sehubungan dengan korupsi dan pelanggaran HAM.

Untuk membangun kota impiannya, Nazar­bayev meminta bantuan dari pihak asing yang ingin melakukan bisnis dengan Kazakh­stan–di antaranya adalah emir Qatar dari Teluk Persia, yang mendanai pembangunan sebuah masjid dengan ruang untuk 7.000 jamaah. Islam adalah agama yang dominan di Kazakhstan, meskipun negara ini secara resmi adalah negara sekuler.

Ia juga mendatangkan bakat global terkemuka seperti mendiang arsitek Jepang, Kisho Kurokawa, yang merancang tata ruang induk kota Astana. Tetapi dia tidak pernah meninggalkan keraguan mengenai siapa yang berkuasa. !break!