Makaka Pendaulat Takhta

By , Jumat, 24 Februari 2012 | 16:48 WIB

Keesokan harinya, saya bertemu dengan Ugura. Yaki betina yang memiliki peringkat nomor satu dalam kelompok Rambo II atau sang alpha female ini memiliki perilaku yang sedikit sadis terhadap anak-anak yaki yang ada di sekelilingnya. Giyarto bercerita kepada saya, Ugura pernah berlari sambil memegang kaki yaki mungil dan menyeretnya. Di hadapan saya, dua kali Ugura menekan badan seekor bayi yaki ke tanah selama sekitar lima detik hingga berteriak kemudian lari ke sang induk.!break!

Inilah salah satu yang disebut Jatna sebagai perilaku survival karena persaingan. Jika jantan harus berjuang untuk menjadikan dirinya sebagai alpha male, betina kelak menjadi alpha female berdasarkan garis darah atau keturunan. Suatu saat nanti anak-anak Ugura akan menggantikannya dan sejak dini Ugura sudah mulai menekan anak-anak lain agar tak mengancam kedudukan anaknya kelak.

Perebutan kekuasaan dalam dunia yaki juga mirip dengan kita, manusia. Seekor yaki harus pandai berkolaborasi dengan rekan-rekannya agar kedudukannya bisa naik. Ia juga harus pintar memperhitungkan dengan siapa ia bekerja sama. “Hal ini sangat rumit karena ada perhitungan untung rugi, sama seperti manusia,” papar Jatna. “Seekor yaki akan mem­perhitungkan betul, siapa yang harus ia dekati agar bisa mencapai struktur hierarki yang lebih tinggi. Namun, seringnya hal ini ditempuh dengan berkelahi.”

Yaki jantan yang tertekan karena tak pernah bisa memenangkan persaingan dengan jantan lain bisa mengubah perilaku seksualnya. “Daripada dikalahkan terus oleh jantan lain, perilakunya jadi seperti betina. Itu disebut dengan gay, dan memang ada dalam dunia primata,” ungkapnya. Ia akan berbaur dengan para betina dan ikut mengasuh anak-anak.

DI ANTARA PEPOHONAN yang semakin merapat, langkah Ismail Agung, seorang asisten peneliti, semakin pesat. Terkadang hanya pelindung hujan berwarna kuning pada tas punggungnya yang sekelebat terlihat. Sesaat ia memperlambat langkah. Setelah itu ia kembali berjalan amat cepat hingga berlari di hutan. Kadang tubuhnya terperosok menuruni lembah kecil yang curam, namun dengan sigap ia kembali mendaki pung­­gungan di depannya.

Dua batang kayu ber­diameter sepelukan orang dewasa tiba-tiba meng­hadang, melintang setinggi dada. Dengan gesit ia mengangkat badan dan meloncatinya, meninggalkan saya yang bimbang dengan dua pilihan: mengikuti apa yang dilakukannya, atau menyusup di bawah batang pohon dan menerabas tanaman.

Terengah memanjat kayu berlumut dan ber­hasil menyusul Agung, saya baru menyadari suara arloji yang ia kalungkan di tali tasnya yang berbunyi setiap dua menit sekali, sebagai pengingat untuk merekam apa yang dilakukan yaki yang dikejarnya. Di genggamannya terdapat sebuah peranti elektronik berselimut bahan kulit serta plastik kedap air yang ia gunakan untuk mencatat perilaku si yaki.

Sekitar empat meter di depan Agung, seekor yaki jantan dewasa bergerak tak kalah gesit. Inilah Napoleon, jantan yang baru dua minggu bergabung dengan kelompok yang dinamakan Pantai Batu, mencomot nama area yang terletak di dalam Cagar Alam Tangkoko. Kelompok yaki yang satu ini amat jarang ber­hadapan dengan manusia.

Napoleon bergerak dengan tangkas. Kami pun tiba pada semenanjung yang merupakan kaki Gunung Batuangus. Di sinilah Napoleon ber­gabung dengan kelompok besarnya yang berjumlah sekitar 60 individu. Kami pun bertemu dengan Pascal Marty, peneliti ber­kebangsaan Swis. Ia sedang berkonsentrasi mencatat kegiatan seekor jantan tanpa nama yang baru dua hari ini terlihat berusaha ber­gabung dengan kelompok Pantai Batu. Dalam proyek ini, Agung membantunya meneliti peri­laku yaki jantan terkait perebutan kekuasaan dalam sistem hierarki kelompok.!break!

Sekitar awal Januari 2012, alpha male ke­lompok Pantai Batu bernama Luke diketahui me­miliki luka gores yang cukup parah pada bagian pergelangan tangan kanan bagian dalam. Ia bahkan tak sanggup menggunakan tangan kanannya untuk berjalan. Akibat terburuk, ia di­keluarkan dari kelompoknya. Para peneliti tidak tahu pasti siapa yang menyebabkan Luke terluka. Hal yang jelas, ini adalah hasil per­kelahiannya dengan jantan dewasa lain.

Luke disingkirkan dari kelompoknya dan para jantan dari kelompok lain pun berdatangan ke dalam kelompok Pantai Batu untuk merebut posisi alpha male. Timbul pertanyaan dalam diri saya, mengapa Raja, sang beta male dari kelompok Pantai Batu tidak dengan segera meng­gantikan posisi Luke saat ia terluka?

“Belum tentu beta male akan segera naik. Ke­mungkinan memang ada, tetapi selain mendapat dukungan dari gamma male, beta male juga harus mendapat dukungan dari para betina,” papar Jatna. Alpha female akan menentukan, jantan mana yang potensial menjadi alpha dan meng­untungkannya. “Betina ini akan mempertimbangkan, gen jantan mana yang baik bagi dirinya, yaitu yang ke­kerabatannya tidak terlalu jauh, juga tidak terlalu dekat,” lanjutnya. Bahkan, para betina ini bisa bersatu dan berkelahi mengalahkan jantan-jantan dari luar kelompok yang ingin merebut kedudukan sebagai alpha male jika mereka menghendaki.