Kekuatan Keyakinan

By , Senin, 19 Desember 2016 | 15:00 WIB

Penataan pentas ini meluas ke berbagai aspek pengobatan dan dapat berpengaruh pada tingkat bawah sadar. Plasebo mahal lebih manjur daripada yang murah. Plasebo dalam kemasan bermerek lebih manjur daripada yang berlabel generik. Tetapi, pembedahan palsu tampaknya adalah yang paling manjur.

Hal yang paling mengherankan, kadang plasebo tetap manjur sekalipun orang yang menerimanya tahu itu plasebo. Ini disampaikan dalam makalah 2010 yang kini dianggap klasik, yang diterbitkan oleh Ted Kaptchuk, peneliti di Harvard Medical School, dan timnya. Setelah 21 hari makan plasebo, para penderita sindrom usus rengsa merasa jauh lebih baik dibandingkan orang yang tidak makan apa-apa, meskipun mereka yang melaporkan perbaikan kondisi itu sudah diberi tahu sebelumnya (dan diingatkan setelahnya) bahwa mereka mendapat plasebo.

Eksperimen ini menunjukkan bahwa hubungan antara pasien-dokter yang suportif itu penting dalam menciptakan keyakinan bahwa pasien akan sembuh. Pasien diajari tentang khasiat plasebo dan sikap positif. Mereka diberi tahu bahwa uji klinis ketat menunjukkan bahwa pil plasebo dapat mendorong proses penyembuhan-diri yang berarti.

Saat plasebo konvensional diperkuat oleh tekanan sejawat, ada jaringan kegiatan otak terpisah yang aktif.

Karin Jensen, mantan kolega Kaptchuk yang kini memimpin lab sendiri di Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia, merancang eksperimen untuk mengetahui apakah petunjuk bawah-sadar bisa digunakan untuk mengondisikan subjek agar mengalami efek plasebo.

Dalam fase pengondisian pada eksperimen, subjek melihat dua wajah silih berganti di layar. Setengah subjek mendapat isyarat bawah-sadar: Kedua wajah muncul sepersekian detik—tak cukup lama untuk secara sadar membedakannya. Untuk subjek lain, wajah muncul cukup lama sehingga bisa dikenali secara sadar.

Dalam fase pertama ini, stimulus panas diberikan pada lengan subjek bersama gambar wajah: panas tinggi bersama wajah pertama, panas rendah bersama wajah kedua. Dalam fase uji setelahnya, semua subjek, termasuk yang hanya melihat gambar bawah-sadar secara sekilas, melaporkan bahwa mereka merasa lebih sakit saat melihat wajah pertama, meskipun sekarang stimulus panasnya sedang dan sama untuk kedua wajah. Jadi, subjek telah membentuk kaitan tak sadar, antara rasa sakit yang lebih tinggi dan wajah pertama.

Eksperimen ini menunjukkan bahwa respons plasebo dapat dikondisikan secara bawah-sadar. Jensen mengingatkan bahwa semua detail kecil saat kita memasuki rumah sakit—yang kebanyakan dialami secara tak sadar—memicu respons dalam tubuh kita dengan cara serupa. “Sebagian penyembuhan terjadi di luar sadar—sesuatu yang terjadi secara naluriah,” katanya.

selain rumah sakit, terdapat banyak tempat yang mementaskan teater keyakinan. Ada ratusan perawatan kesehatan alternatif yang memanfaatkan harapan kita—antara lain homeopati, akupunktur, pengobatan tradisional Tionghoa, terapi urine, tablet kotoran sapi, perawatan muka dengan darah manusia, infus vitamin, penyembuhan dengan suara—semua dengan tingkat kemanjuran nyata, yang beragam.

“Keyakinan itu alami. Sebagian karena benak kita sudah terprogram demikian,” kata Tanya Luhrmann, ahli antropologi di Stanford University yang membaktikan sebagian besar kehidupan profesionalnya untuk memahami interaksi manusia dengan Tuhan.

Menurutnya, penyembuhan berbasis keyakinan tidak hanya memerlukan cerita yang bagus, tetapi juga upaya dari pendengar yang aktif—yang mampu mewujudkan bayangan pikiran hingga terasa nyata. Saat cerita dan imajinasi selaras, hasilnya kadang mencengangkan. “Manusia memiliki kemampuan untuk mengubah pengalamannya,” katanya. “Ini keterampilan, dan dapat dipelajari.”

Saya pernah mendengar tentang penyembuhan berbasis keyakinan oleh brujo, atau dukun, di Catemaco, di negara bagian Veracruz di pantai timur Meksiko. Mereka penyembuh yang sangat mengutamakan sisi pertunjukan, memadukan tradisi perdukunan dengan agama Katolik Roma, seperti yang dilakukan umat Kristen seribu tahun yang lalu. Saya pernah mendengar cerita tentang api unggun raksasa berbentuk pentagram dan orang gila yang menari dan meludahi orang sebagai pemberkatan. Jelas layak dikunjungi.

Tetapi, ketika saya tiba di Catemaco dan mendatangi kantor seorang brujo modern, saya tidak menemukan api unggun atau dukun melolong. Jauh berbeda dengan gua gelap penuh kelelawar yang saya bayangkan, area tunggunya ternyata berupa ruang duduk kecil yang rapi dan berbau disinfektan. Jimat plastik dan kristal kaca berderet di rak. Sekitar sepuluh orang duduk di kursi, membaca majalah atau menonton sepak bola di TV. Dibandingkan dengan dukun lain, brujo yang menyapa saya lebih mirip dokter daripada dukun. Pakaiannya putih-putih, kumisnya rapi, dan rambut pendeknya ditata dengan gel. Setengah kantornya terpakai untuk altar yang penuh salib, patung santa-santo, bunga, dan ratusan lampu warna berkelap-kelip.