Ekowisata Hutan Pasang Surut

By , Selasa, 15 Desember 2015 | 19:12 WIB

Saat berangkat melaut, satu kapal bagaikan memboyong seluruh isi toko grosir.Untuk bertahan di laut, anak buah kapal dan nahkoda dibekali segala macam kebutuhan hidup. Ini termasuk bahan bakar, es atau freezer, dan air tawar.!break!

“Biaya perbekalan sekarang naik. Kapal 30 GT, bekalnya sampai Rp125 juta untuk satu bulan hingga 50 hari. Kapal di bawah 30 GT mungkin Rp70 juta, maksimal melaut 20 hari sampai sebulan. Lewat dari itu, perbekalan pasti tidak cukup,” Ali memaparkan seluruh biaya perbekalan. Dia paham di luar kepala.“Kapal 60 GT yang biasa melaut 2 - 2,5 bulan,butuh bekal Rp 500 juta.”

Dengan besarnya biaya melaut, tak heran setiap kapaldibebani target. Perbekalan Rp300 juta misalnya, menuntut hasil tangkapan sampai Rp1,5 miliar. Sementara kapal 30 GT, target tangkapan sedikitnya Rp500 juta. “Kehidupan nelayan bisa dikatakan lumayan kompleks: mulai dari juragan, nahkoda, anak buah kapal sampai sarana pendukungnya. Ini bisnis besar,” ungkap Ali.

Bisnis besar penangkapan ikan itu masih berlanjut di Tempat Pelelangan Ikan Karangsong.
Lamanya bongkar tangkapan bisa selama tiga sampai lima hari. “Bongkar terus sampai selesai. Kalau saya, hasil tangkapan standar antara 35 sampai 38 ton,” Ali melanjutkan paparannya.

Pelelangan dimulai sekitar pukul delapan pagi. Para awak kapal sudah sibuk sejak pagi hari. Mereka mengantre untuk menimbang ikan-ikan tangkapannya. Beban yang besar membuat awak kapal terseok-seok memanggul ikan. Saking besarnya, kadang ikan-ikan diseret begitu saja.Atau dipanggul satu-satu.

Berbagai macam ikan tersebar di lantai lelang. Sebagian yang lain bertumpuk-tumpuk di bak plastik. Isi Laut Jawa seolah tumpah di pelelangan ikan ini. Ada ikan tongkol batik, ikan cucut, ikan selar, ikan kembung, ikan kerapu sampai ikan hiu yang sebenarnya dilarang.

Uang yang berputar bisa mencapai Rp1 miliar. “Kalau pas rame pasti lebih dari satu miliar,” jelas Ali yang kapalnya baru sandar tiga hari.!break!

Aturan dasar pelelangan: ikan masuk, lalu ditawarkan oleh juru lelang. Para bakul akan mengerubuti sang juru lelang.“Cuma, kalaukapal yang datang banyak, juragan kapal bisa tawar-menawar dengan bakul dengan didampingi pihak TPI,” Ali menjelaskan.

Pendamping dari TPI tetap mencatat hasil transaksi. “Saat hasil tangkapan berlimpah, kalau dilelang semua tidak akan selesai. Para pembeli juga ingin secepatnya menyebarkan ikan ke berbagai daerah.”

Para bakul umumnya berasaldari Indramayu, tapi ikan akan dikirim ke berbagai daerah. Bakul adalah sebutan bagi para penjual dan distributor ikan tangkapan.

Setiap bakul harus terdaftar diKoperasi Perikanan Laut Mina Sumitra. Setelah resmi terdaftar, para bakul baru bisa mengikuti proses lelang yang dipandu juru lelang.
Usai memperoleh ikan, para bakul menyebarkan ikan ke pasar-pasar ikan di Indramayu, Bandung serta Jakarta.
Bahkan sampai Pulau Sumatera.

Lantaran perputaran uang begitu besar, setiap tahun TPI Karangsong mampu menyumbangkan miliaran rupiah bagi pendapatan daerah.