Ekowisata Hutan Pasang Surut

By , Selasa, 15 Desember 2015 | 19:12 WIB

Kini ujung trek menyentuh hamparan pasir pantai. Angin musim timur berhembus kencang menerpa tubuh. Saat masih di dalam hutan mangrove, angin berhembus membuai pelan. Pengunjung yang jeli pasti bisa merasakan perbedaan lingkungan itu.

Di hamparan pasir, pohon api-api tumbuh secara alami. Deretan tanaman cemara laut mengering layu. Pada Hari Lingkungan 2015 bulan Juni, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menanami bibit cemara bersama dengan pejabat kementerian, pemerintah daerah, dan PT Pertamina. “Nanti setelah musim hujan, tanaman ini akan kita sulami. Sekarang masih kemarau panjang,” terang Markus.!break!

Di pantai yang menatap cakrawala timur Laut Jawa ini para pengunjung asyik berfoto-foto. Ada yang berpasangan, ada yang berombongan. Sejumlah remaja menatap sekeping gawai di ujung tongkat narsis. Mereka berselfie ria.

Ombak laut bergulung-gulung. Angin mendesis-desis di lubang telinga. Makrus mengisahkan pantai kawasan mangrove dulu merupakan gegara atau hamparan pasir penghalang. Gegara berguna menangkap dan mengumpulkan sedimen, sehingga membentuk tanah timbul.

 Kini sudah tak ada lagi gegara di sekitar mulut muara Song. Itu terjadi karena Sungai Cimanuk berbelok ke Lamaran Tarung. Tak ada lagi penumpukan sedimen yang membentuk gegara. Yang terjadi justru sebaliknya, ombak melumat daratan.

Di hamparan pantai sepanjang 350 meter ini terdapat beberapa saung untuk berteduh dan bersantai. Dua saung dan satu menara pengamatan sedang dalam tahap pembangunan.

Lepas dari pantai terbuka, yang membujur dari utara ke selatan, jalur trek berbelok ke barat. Jalur ini mengajak pengunjung kembali memasuki hutan mangrove.

Mangrove benar-benar rapat. Tajuk api-api yang padat mengayomi pengunjung. Jalur trek seolah menembus lorong panjang yang redup. Pepohonan telah menjulang setinggi enam meter, batangnya sebesar paha orang dewasa. Rimbunnya api-api membuat sejumlah pohon bakau merana kering. Rupanya bakau kalah bersaing dalam perebutan sinar matahari.

Sejumlah pengunjung duduk-duduk di tepi trek, menjaring dan merasakan kesejukan. Suasana hutan mangrove yang rimbun memang kontras dengan pantai yang hangat dan berangin kencang.!break!

Di sini, di dalam kepungan api-api, udara sungguh dingin dan teduh. Sinar matahari hanya mampu menerobos lubang-lubang tajuk.Dalam keremangan Avicennia, suara letupan kerang menyela keheningan.Saat pengunjung berjalan, gemeretak alas anyamanbambu memecah kesunyian.

Jalur mangrove berakhir di tempat awal mula penjelajahan. Pengunjung bisa rehat sambil menunggu perahu yang datang menjemput. Di dermaga, sejumlah pengunjung tak sabar menanti perahu untuk kembali ke pantai Karangsong.

Geliat Ekowisata mangrove Karangsong sebenarnya tak pernah disangka oleh kelompok Pantai Lestari. “Kita tidak pernah menduga perkembangannya seperti sekarang,” papar Tarika.

Saat  akhir pekan, ternyata minat pengunjung cukup tinggi. “Itu di luar dugaan. Saya pikir pengunjung hanya 100- 200 orang saat akhir pekan. Ternyata, itu jumlah pas hari-hari biasa.”

Tarika memaparkan pengembangan wisata mangrove sebenarnya lebih mengarah pada pendidikan lingkungan. Semisal, pengetahuan tentang hutan mangrove serta jenis-jenis tumbuhan penyusunnya. “Masyarakat menganggap mangrove sejenis tanaman. Padahal, mangrove itu komunitas tumbuhan dari berbagai jenis yang dipengaruhi pasang surut. Artinya, jenis tumbuhannya macam-macam.”

Kini, kawasan mangrove ini telah banyak tersiar di media sosial. Para pengunjung telah memopulerkan kawasan sabuk hijau ini. “Dengan adanya mangrove, Karangsong dikenal luas di media sosial. Pengunjung makin banyak ke sini,” kata lelaki berambut gondrong ini.

Hingga senja menjelang, orang-orang masih bercengkerama di dermaga hutan mangrove. Mereka menyambut matahari bulat jingga di ufuk barat. Waktu tinggal beberapa menit untuk menikmati romantisme senja.

Mereka mesti meninggalkan kawasan ini pukul 18.00. Pengelola sibuk menyisir jalur trek untuk memastikan tak ada seorang pun yang tertinggal. Saat malam, hutan pasang surut ini akan senyap. Esok hari, di pantai kawasan ini, matahari baru akan menjelang di cakrawala timur.