Nationalgeographic.co.id—Dinosaurus adalah binatang raksasa dari zaman prasejaran yang termasuk dalam kelompok reptilia bumi (pemakan daging ataupun pemakan tumbuhan) yang kini telah musnah. Bicara tentang dinosaurus, banyak orang yang mungkin sudah bisa menjawab lancar jika ditanya bagaimana rupanya, makanan, atau yang apa telah membunuh mereka.
Tapi, bagaimana dengan pertanyaan tentang cara pasti dinosaurus berhubungan seks, buar air kecil dan buang air besar? Pastinya, banyak orang yang masih akan kesulitan menjawab pertanyaan itu. Terlebih, menurut laporan, tidak ada fosil awet yang menggambarkan dua dinosaurus sedang kawin.
Namun kali ini, teka-teki tersebut perlahan mulai terjawab setelah peneliti menemukan fosil Psittacosaurus dari China. Psittacosaurus merupakan sejenis ceratopsian, kelompok dinosaurus herbivora berparuh yang hidup awal sekitar 101 hingga 126 juta tahun lalu.
Dikutip dari CNN, fosil ini terawetkan dengan sangat baik sehingga kloaka dinosaurus seukuran Labrador yang digunakan untuk buang air kecil, buang air besar, dan bereproduksi terlihat, memungkinkan ahli paleontologi untuk mempelajarinya untuk pertama kalinya.
Meskipun tidak memberikan jawaban konkret tentang bagaimana dinosaurus berkembang biak, penemuan itu memberikan beberapa petunjuk.
"Kami tidak memiliki fosil dinosaurus di mana Anda dapat yakin bahwa mereka telah ditangkap," kata Jakob Vinther, ahli paleontologi dan dosen senior di University of Bristol's School of Earth Sciences.
“Apa yang kita ketahui adalah berdasarkan sejarah alam di mana kita membandingkannya dengan kelompok hewan yang hidup," sambungnya.
Baca Juga: Spesies Baru Dinosaurus di Argentina Diberi Nama 'Penyebab Ketakutan'
Mamalia memiliki lubang terpisah untuk fungsi tubuh, banyak hewan lain termasuk burung dan reptil hanya memiliki satu lubang dan dikenal sebagai kloaka. Pada penemuan ini, kloaka yang membatu menegaskan bahwa dinosaurus memilikinya tetapi tidak terlihat seperti hewan hidup lainnya.
Vinther menambahkan “Ini sangat unik. Kebanyakan kloaka membentuk semacam celah. Kadang-kadang membelah vertikal, kadang-kadang wajah tersenyum, kadang-kadang wajah masam. Benda ini memiliki struktur berbentuk V dengan sepasang bibir melebar yang bagus dan tidak ada kelompok hewan hidup yang memiliki morfologi seperti itu. Ini agak mirip dengan buaya tapi tetap unik," ujarnya.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology pada Selasa (19/1) menyatakan bahwa lobus besar berpigmen di kedua sisi bukaan bisa jadi menampung kelenjar aroma musky, seperti yang terlihat pada buaya dan aligator yang masih hidup.
Terlebih lagi, batas luar kloaka sangat berpigmen dengan melanin. “Meskipun mereka tidak tahu pasti apa warnanya, kemungkinan akan kontras dengan perut pucat dinosaurus,” kata Vinther.
Pigmentasinya yang khas bisa berarti lubang itu digunakan untuk menampilkan dan memberi isyarat, mirip dengan babun hidup dan beberapa salamander yang sedang berkembang biak.
Fosil tersebut dipajang di Museum Sejarah Alam Senckenberg di Frankfurt, Jerman, tetapi ditemukan di daerah Liaoning yang kaya fosil di Cina utara. Vinther telah mengerjakan fosil itu sebelumnya pada tahun 2016, merekonstruksi pola warna dinosaurus, dan baru pada akhir penelitian itu dia menyadari bahwa kloaka benar-benar terawetkan dengan baik.
Pada hewan dengan lubang kloaka, alat kelaminnya terselip di dalam tubuh dan belum diawetkan sehingga tidak diketahui apakah dinosaurus khusus ini jantan atau betina.
Baca Juga: Jejak Tsunami Riak Raksasa Ungkap Dampak Asteroid Pemusnah Dinosaurus
Kebanyakan burung, satu-satunya kerabat dinosaurus yang masih hidup, kawin dengan "ciuman kloaka" dengan menggabungkan beberapa lubang mereka menjadi satu. Beberapa ahli paleontologi berpikir dinosaurus mungkin kawin seperti ini.
Vinther percaya dinosaurus ini akan memiliki penis. Karena bukaan fosil lebih mirip dengan buaya, dan ada beberapa burung, seperti burung unta dan bebek, yang juga memiliki penis.
"Dari apa yang kami lihat, kloaka ini tidak cocok untuk ciuman kloaka. Sepertinya itu akan menjadi seks penetrasi." tutup Vinther.
Baca Juga: Pendapat Paleontolog tentang Relief Stegosaurus di Candi Ta Prohm