Prediksi 1972 Tentang Kehancuran Global pada 2040 Tampak Sesuai Jalur

By Fikri Muhammad, Jumat, 23 Juli 2021 | 17:00 WIB
Perubahan iklim berdampak pada krisis air di dunia. Krisis iklim berdampak pada tingginya risiko bencana alam. Kejadian-kejadian buruk dapat terjadi karena tidak adanya upaya untuk mencegahnya. (piyaset/Getty Images/iStockphoto)

 

Keruntuhan yang akan segera terjadi ini tidak akan menjadi akhir umat manusia, melainkan titik balik masyarakat yang akan membuat standar hidup turun di seluruh dunia selama beberap dekade, tulis tim tersebut. 

Setelah hampir setengah abad ramalan MIT ini, bagaimana pandangan masyarakat sekarang? seorang peneliti analisis sistem keberlanjutan dan dinamis di perusahaan konsultan KPMG, Gaya Herrington berusaha tuk mencari tahu.

Pada Journal of Industrial Ecology edisi November 2020, Herrington memperluas penelitian yang dia mulai sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas Harvard awal tahun itu, ia menganalisis prediksi The Limits to Growth di samping data dunia nyata terkini.

Baca Juga: Kabar Cuaca: Waspada, Bencana Alam Terjadi di Berbagai Belahan Dunia

Pegunungan Himalaya. Perubahan iklim turut melelehkan salju di puncak-puncaknya. (Royonx/Wikimedia Commons)

Herrington menemukan bahwa keadaan dunia saat ini, termasuk populasi, tingkat keseburan, tingkat polusi, produksi pangan, dan hasil industri sangat selaras dengan dua skenario yang diusulkan pada 1972. Yakni skenario BAU dan Comprehensive Technology (CT), di mana kemajuan teknologi membantu mengurangi polusi dan meningkatkan persediaan makanan, bahkan ketika sumber daya alam habis. 

Sementara skenario CT menghasilkan sedikit kejutan bagi populasi global dan kesejahteraan pribadi, kekurangan sumber daya alam masih mengarah ke titik di mana pertumbuhan ekonomi menurun tajam. Dengan kata lain, hal ini berarti keruntuhan masyarakat industri secara tiba-tiba.

"Skenario BAU dan CT menunjukkan penghentian pertumbuhan dalam satu dekade atau lebih dari sekarang," tulis Herring dalam studinya. "Kedua skenario dengan demikian menunjukkan bahwa melanjutkan bisnis seperti biasa, yaitu mengejar pertumbuhan berkelanjutan, tidak mungkin dilakukan."

Kabar baiknya adalah belum terlambat untuk menghindari kedua skenario ini dan menempatkan masyarakat pada jalur alternatif - skenario Stabilized World (SW).

Jalir ini dimulai seperti rute BAU dan CT, dengan populasi, polusi, dan pertumbuhan ekonomi meningkat bersamaan sementara sumber daya alam menurun. Perbedaannya muncul ketika manusia memutuskan untuk secara senagaja membatasi pertumbuhan ekonomi mereka sendiri, sebelum kekurangan sumber daya memaksa mereka untuk melakukannya.