Prediksi 1972 Tentang Kehancuran Global pada 2040 Tampak Sesuai Jalur

By Fikri Muhammad, Jumat, 23 Juli 2021 | 17:00 WIB
Perubahan iklim berdampak pada krisis air di dunia. Krisis iklim berdampak pada tingginya risiko bencana alam. Kejadian-kejadian buruk dapat terjadi karena tidak adanya upaya untuk mencegahnya. (piyaset/Getty Images/iStockphoto)

 

"Skenario SW mengasumsikan bahwa selain polusi teknologi, prioritas masyarakat global berubah," tulis Herrington. "Perubahan nilai dan kebijakan diterjemahkan menjadi, andara lain, ukuran keluarga yang diinginkan rendah, ketersediaan alat kontrasepsi yang sempurna, dan pilihan yang disengaja untuk membatasi hasil industri dan memprioritaskan layanan kesehatan dan pendidikan."

Pada grafik skenario SW, pertumbuhan industri dan populasi global mulai merata segera setelah pergeseran nilai ini terjadi. Ketersediaan pangan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan penduduk global; polusi menurun dan semuanya menghilang; dan penipisan sumber daya alam juga mulai berkurang. Keruntuhan masyarakat dihindari sepenuhnya.

Baca Juga: Krisis Iklim Turut Memberikan Dampak yang Besar bagi Kesehatan Mental

Satu keluarga gembala di dekat La Paz, Bolivia. Mereka berhenti sejenak untuk difoto. Fotografer Your Shot Oscar Leiva menunjukkan bahwa keluarga seperti ini menderita akibat efek perubahan iklim, meskipun mereka tidak berkontribusi pada penyebabnya. (National Geographic)

Skenario ini mungkin terdengar seperti fantasi, terutama karena tingkan karbon dioksida di atmosfer melonjak hingga mencapai rekor tertinggi. Namun, studi tersebut menunjukkan bahwa perubahan yang disengaja masih mungkin dilakukan.

Herrington mengatakan kepada Vice, perkembangan pesat dan penyebaran vaksin selama pandemi COVID-19 adalah bukti kecerdikan manusia dalam menghadapi krisis global.

Sangat mungkin, kata Herrington, bagi manusia untuk merespons dengan cara yang sama terhadap krisis iklim yang sedang berlangsung.

"Belum terlambat bagi umat manusia untuk dengan sengaja mengubah arah untuk secara signifikan mengubah lintasan masa depan," Herrington menyimpulkan studinya. "Secara efektif, umat manusia dapat memilih batasnya sendiri atau pada titik tertentu mencapai batas yang ditentukan, di mana pada saat itu penurunan kesejahteraan manusia tidak dapat dihindari."