Menelusuri Asal-usul Manusia Indonesia Melalui Analisis Genom

By Eric Taher, Sabtu, 31 Juli 2021 | 17:00 WIB
Prahara mengenai siapa manusia Indonesia telah mewarnai perdebatan dari masa ke masa. Namun pada akhirnya, sains telah mengungkap jawabannya. (MEDIUM)

 

Salah satu pengalaman yang mengesankan baginya adalah penelitian di Lembah Bada, Sulawesi Tengah. Daerah ini dikenal dengan peninggalan megalit atau batu besar. "Megalit ini sebenarnya adalah sisa-sisa leluhur yang membawa budaya Austronesia ke Indonesia," jelas Hera. Ia melanjutkan, bahwa megalit serupa dapat dilihat di Selandia Baru, bahkan juga di Pulau Paskah yang dekat dengan Amerika Selatan.

Melalui contoh tersebut, ia menjelaskan bagaimana manusia memiliki kekerabatan antara satu sama lain. Kekerabatan ini dapat ditelusuri melalui DNA, yang menjadi komponen penting dari genom.

DNA pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama. Mereka adalah adenina (A), timina (T), guanina (G), dan sitosina (C). Komponen ini tersusun secara acak hingga mencapai 3 miliar jumlahnya.

Baca Juga: Tapak Jejak Genetika: Kita Adalah Campuran Berbagai Macam Moyang

 

Komponen DNA manusia yang terdiri dari adenina (A), guanina (G), timina (T), dan sitosina (C) (National Human Genome Research Institute)

Lantas, bagaimana melihat perbedaan manusia dari kromosomnya? Hera mengemukakan bahwa ada tiga marka yang dapat digunakan. Pertama, kromosom Y yang diturunkan dari ayah ke anak laki-laki. Kedua, DNA mitokondria yang diturunkan dari ibu ke seluruh anak-anaknya. Ketiga, adalah DNA autosomal yang mencerminkan pembauran genetik dari kedua orang tua.

"Untuk mempelajari [genealogi] manusia Indonesia, kita pakai tiga-tiganya," lanjutnya.

Dari penelitian terhadap kromosom Y dan DNA mitokondria, ditarik sebuah kesimpulan bahwa manusia atau Homo sapiens berasal dari Afrika. Dari sana, mereka kemudian bermigrasi ke Jazirah Arab, dan berpencar ke Eropa dan Asia.

Baca Juga: Migrasi Manusia dan Perjalanan Sejarah Melanesia di Indonesia