Doggerland, 'Atlantis' yang Hilang di Antara Inggris dan Belanda

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 10 Agustus 2021 | 11:00 WIB
Peta yang menunjukkan keberadaan Doggerland yang menggabungkan Inggris Raya, Irlandia, dengan Benua Eropa selama periode glasial terakhir. (National Geographic)

 

Koleksi itu setidaknya ada 200 objek, seperti tempat menyimpan anak panah yang terbuat dari tulang rusa, fosil kotoran hyena dan diigi geraham raksasa, hingga fragmen tengkorak Neanderthal.

Terkait fragmen tengkorak, ditemukan pertama kali pada 2001 di lepas pantai Zeeland, Belanda. Analisis para penelti Max Planck Institute, University of British Columbia, Simon Fraser University, dan University of Leiden di Journal of Human Evolution (2009), mengungkapkan lebih detil tengkorak itu milik Neanderthal karnivora, dan memiliki bekas luka dari tumor di matanya.

Melansir the Guardian, Sasja van der Vaart-Verschoof, asisten kurator departemen prasejarah Rijksmuseum mengatakan, belakangan banyak studi ilmiah yang masuk untuk mengungkapkan Doggerland.

"Kami memiliki komunitas arkeolog amatir yang luar biasa yang hampir setiap hari berjalan di pantai ini dan mencari fosil dan artefak, dan kami bekerja dengan mereka untuk menganalisis dan mempelajarinya," paparnya.

Baca Juga: Yonaguni-Jima: Antara Atlantis atau Fenomena Alam di Laut Jepang

Koleksi Rijksmuseum terkait Doggerland dipamerkan untuk dikunjungi selama liburan musim panas oleh murid-murid di Belanda. Kini, pihak museum juga mengadakan tur virtual di kanal YouTube mereka. (Rijksmuseum)

Dia menerangkan bahwa saat ini banyak reklamasi dilakukan berbahan material yang dikeruk dari laut untuk melingungi garis pantai yang berdampak dari krisis iklim. Material ini menjadi harta karun yang menyingkap keberadaan dunia satu juta tahun lalu, saat dihuni manusia modern, Neanderthal, dan Homo antecessor.

Koleksi lainnya yang dimiliki Rijksmuseum adalah batu dengan gagang berbahan kayu pohon birch dari 50.000 tahun silam. Diperkirakan keguanaannya adalah alat mencukur rambut. Alat ini ditemukan pada 2016 oleh Willy van Wingerden, dan menjadi penambah khazanah ilmuwan tentang Neanderthal lebih kompleks.

Van der Vaart-Verschoof menambahkan, tak hanya fosil yang memiliki bekas tumor, ada pula tenkorak manusia yang punya bekas luka yang diperkiarakan karena ritual penguburan yang ditemukan Van Wingerden di pantai sekitar Rotterdam pada 2015.

Banyaknya temuan, termasuk fosil hyena, membuktikan bahwa Doggerland (terutama di dekat Belanda kini) memiliki dataran rumput terbuka. Sehingga, dapat menjadi tempat yang ideal untuk menggembala rusa kutub untuk dimangsa singa gua, kucing bertaring tajam, hyena, serigala, dan karnivora lainnya.

Baca Juga: Lima Kota Hilang Legendaris yang Belum Ditemukan Selain Atlantis