Layaknya Film 'Jackass', Kenapa Lelaki Sering Bertingkah Gila-Gilaan?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 9 Agustus 2021 | 15:00 WIB
Lewat film Jackass, para pemain yang didominasi laki-laki ini bertingkah gila-gilaan dan berisiko. Apa penyebabnya? (Dickhouse Production)

Testosteron

Alasan lain mengapa laki-laki berani mengambil risiko dalam tindakan gila-gilaan adalah karena hormon testosteron yang dimilikinya. Pria berusia lebih muda hingga usi 30-an cenderung memberanikan diri dalam tindakan risiko.

Menyadur Dispatch, William J. Resch staf psikiater OhioHealth mengatakan bahwa beberapa penelitian sudah membuktikannya. Termasuk ada yang merujuk bahwa lobus frontal (bagian depan otak, sumber kontrol nalar atas tindakan), ternyata tidak sepenuhnya berkembang sampai pria berusia mencapai usia 20-an.

Itulah mengapa pria juga lebih berisiko untuk menyalahgunakaan atau kecanduan alkohol, narkoba, dan lainnya. "Kami melihat itu secara keseluruhan: nikotin, ganja, perjudian," tambahnya.

Testosteron berkontribusi pada reaksi berlebihan yang meledak-ledak oleh pria, seperti mengarah pada kemarahan di jalan dan perilaku anti-sosialnya, terang Resch. Pada sisi psikologis juga berperan untuk memotivasi demi mendapatkan imbalan dari sumber luar, yang mengarah pada pengambilan risiko. Perjudian sebagai contohnya.

Tahun 2011, para peneliti Amerika Serikat dan Jerman terlibat dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Hormones and Behavior. Mereka menemukan, bahwa testosteron memanglah penyebab utama seseorang ingin mengambil tindakan berbahaya.

Tetapi, secara gender bukan berarti laki-laki saja, tetapi dengan perempuan yang memiliki kadar testosteron tinggi.

Baca Juga: 6 Tanda Ini Gambarkan Pria yang Alami Kekurangan Hormon Testosteron

Michael Schumacher sempat kritis pasca kecelakaan ski pada Desember 2013. Laki-laki lebih berisiko dirawat di rumah sakit atas kegiatan ekstrem mereka. (Editor)

 

"Wanita dengan testosteron tinggi dan pria dengan testosteron tinggi membuat pilihan yang lebih berisiko daripada rekan-rekan mereka yang memiliki testosteron rendah dari jenis kelamin yang sama, dan efek ini terlihat pada wanita," tulis para peneliti.

"Dengan demikian, tingkat testosteron yang tinggi dikaitkan dengan kesediaan untuk menanggung risiko yang lebih besar pada kedua jenis kelamin."

Psikiater anak dan remaja Sathyan Gurumurthy dari Wexner Medical Center di Ohio State University, mengatakan bahwa tingkat risiko dalam hal narkoba merebak di kalangan anak muda.

Meski terlihat bahwa penggunaan narkoba umum di kalangan pria, ternyata para wanita muda juga mengejar jumlah itu. Beberapa bahkan mempstong foto penggunaan narkoba mereka di media sosial dan menceritakan kegila-gilaannya.

"Remaja tidak benar-benar tahu bagaimana mengendalikan atau berbicara tentang emosi mereka," kata Gurumurthy.

Tindakan berisiko seperti narkoba bagi kalangan pria muda disebabkan dorongan untuk jati diri pria yang tangguh, dan menekankan perilaku demi terlihat lebih sangar, tambahnya.

"Itu semua bermula dari kurangnya identitas diri. Pria dan wanita muda berjuang dengan siapa sebenarnya diri mereka," pungkasnya.

Baca Juga: Studi Ungkap Mamalia Liar Betina Hidup Lebih Lama Dibanding Pejantan