Teka-Teki Arkeologi: Ratusan Batu Bulat Sempurna Berasal dari Magma

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 14 Agustus 2021 | 08:00 WIB
Ratusan batu bulat sempurna di Kosta Rika sering dikaitkan dengan benua Atlantis yang hilang (Pinterest)

 

Nationalgeographic.co.id—Lebih dari 300 batu berbentuk bulat sempurna yang ditemukan di Delta Diquis, Kosta Rika Selatan hingga kini menjadi salah satu misteri terbesar dalam dunia arkeologi. Bagaimana batu-batu yang terbuat dari Gabbro, sejenis batuan vulkanik, itu dapat berbentuk bulat sempurna dan sangat presisi.

Masuk akal jika batu-batu itu terbuat dari semen dan dicetak menggunakan teknologi konstruksi di zaman modern seperti sekarang. Akan tetapi, batu-batu tersebut diyakini berasal dari masa 600 sebelum masehi yang belum memiliki teknologi memadai. Dan yang paling membingungkan batu tersebut terbuat dari Gabro alias magma cair yang membeku. Bagaimana mungkin mengukirnya bisa jadi bulat sempurna?

Ada yang meyakini batu itu berasal dari peradaban yang lebih maju di masa lalu, yaitu Atlantis. Mitos lain di tengah masyarakat setempat, bahwa pada masa silam orang-orang pribumi memiliki ramuan untuk melunakan batu, sehingga batu bisa dibentuk seperti tanah liat, tidak dibentuk dengan cara dipahat.

Penemuan Awal

Melansir laman livescience.com, batu yang disebut oleh penduduk lokal Las Bolas tersebut, ditemukan pada tahun 1930-an. Saat itu, perusahaan dagang Amerika Serikat ingin membuka lahan untuk perkebunan pisang di Kosta Rika selatan.

Saat awal penemuannya, batu-batu tersebut jelas membingungkan para pekerja perkebunan dari perusahaan dagang AS tersebut. Mereka mengumpulkannya dan karena bentuk anehnya tersebut, mereka bahkan sempat berpikir kalau di dalam batu tersebut ada emas. Karena diduga terdapat benda berharga di dalam ratusan batu aneh tersebut, para pekerja lantas mulai menghancurkan batu-batu tersebut.

Sementara itu, bagi perusahaan, batu-batu itu tidak berharga, hanya dianggap sebagai pengganggu karena perusahaan ingin membuka lahan perkebunan. Para pekerja kemudian diperintahkan meminggirkan batu-batu tersebut dengan buldozer. Beberapa diantaranya dibeli untuk dijadikan hiasan rumah.

Sampai kemudian penemuan batu tersebut menarik perhatian para arkeolog dunia. Pemerintah setempat juga ikut campur untuk menyelamatkan batu-batu tersebut. Meski sebagian bola-bola batu itu rusak, hilang atau dibeli, untungnya masih ada bola-bola batu yang masih dapat diselamatkan.

Baca Juga: Mengenal Atlit Yam, Permukiman di Bawah Laut Peninggalan Zaman Batu

Ditemukan pada tahun 1930-an ketika perusahaan dagang Amerika Serikat ingin membuka lahan untuk perkebunan pisang (Pinterest)

Penelitian dan Menjadi Situs Warisan Dunia

Setelah penemuan tersebut, para arkeolog mulai mulai melakukan penggalian selama hampir 20 tahun dan mendapati lebih dari 300 bola batu dengan ukuran beragam. Hasil riset tersebut juga dipublikasikan dalam Archaeology of the Diquís Delta, Costa Rica 1963.

Tidak berhenti sampai di situ, penelitian terhadap batu tersebut terus dilakukan hingga bertahun-tahun kemudian meski batu tersebut bergeming menyimpan misterinya dan menimbulkan banyak perdebatan.

Banyak ahli percaya batu yang disebut Diquis Spheres tersebut digunakan untuk tujuan astronomi, beberapa teori lain meyakini bahwa batu tersebut adalah penunjuk ke tempat penting. Namun tidak ada yang tahu pasti, misteri batu tersebut terkubur bersama penaklukan Spanyol terhadap penduduk pribumi Kosta Rika, Chibchan di masa lampau.

Pada 2010, para peneliti dari Kansas University meneliti batu-batu tersebut untuk UNESCO, organisasi budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk status Warisan Dunia pada bola-bola itu. Laporannya akan membantu menentukan dan mengevaluasi kelayakannya untuk dilindungi sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Baca Juga: Batu Kecil Ini Terrnyata Meteorit Kuno yang Seumuran dengan Tata Surya

 

Hoopes, profesor antropologi dan direktur Global Indigenous Nations Studies Program yang memimpin penelitian tersebut merupakan salah satu pakar tentang bola-bola batu Kosta Rika. "Laporan paling awal tentang batu-batu itu berasal dari akhir abad ke-19, tetapi mereka tidak benar-benar dilaporkan secara ilmiah sampai tahun 1930-an, jadi itu adalah penemuan yang relatif baru," kata Hoopes kepada Sciencedaily.

Batu-batu tersebut berjumlah lebih dari 300 dan batu terbesar memiliki berat sekitar 16 ton dengan diameter 8 kaki atau sekitar 2,5 meter. Sebagian besar batu tersebut terdapat di wilayah Delta Diquis, Kosta Rika Selatan. Tetapi banyak di antaranya telah dipindahkan, dibeli untuk dijadikan hiasan, rusak karena erosi dan aksi vandalisme.

Peneliti Kansas University mengatakan bahwa para ilmuwan percaya bahwa batu-batu itu pertama kali dibuat sekitar 600 M, dengan sebagian besar berasal dari setelah 1.000 M, sebelum penaklukan Spanyol. Penanggalan karbon pada batu tersebut sangat sulit dilakukan karena terbuat dari bahan yang sangat keras.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Batu Batas Suci Kota Roma Kuno Berusia 2.000 Tahun

Salah satu batu bulat di halaman Museum Nasional Kosta Rika. (Pinterest)

"Kami (lantas) menentukan usia bola berdasarkan tembikar dan penanggalan radiokarbon yang terkait dengan endapan arkeologis yang ditemukan bersama bola batu tersebut," kata Hoopes.

Pada tahun 2014, UNESCO menambahkan bola-bola batu itu dalam daftar Warisan Dunia. UNESCO menyebutnya sebagai “objek khusus yang menakjubkan dan dikagumi". Bola batu itu juga disebut langka dalam kesempurnaan, struktur bola berukuran besar tetapi juga berbeda karena jumlah dan lokasinya di posisi aslinya di dalam pemukiman. Bola-bola itu jelas sangat mencolok, membuat para peneliti dan turis semakin penasaran tentang asal-usulnya.

Misteri dan Pseudosains

Menurut Hopes, spekulasi dan pseudosains telah mengganggu pemahaman umum tentang bola-bola batu itu. Misalnya, klaim bahwa bola dikaitkan dengan benua Atlantis yang hilang. Klaim laim dengan meyakini bahwa bola-bola batu itu adalah alat bantu navigasi atau peninggalan yang terkait dengan Stonehenge atau kepala besar di Pulau Paskah.

"Mitos benar-benar hanya berdasarkan spekulasi asal-asalan tentang peradaban kuno imajiner atau kunjungan dari makhluk luar angkasa," kata Hoopes.

Kenyataannya, penggalian arkeologis pada tahun 1940-an menemukan hubungan bahwa bola-bola batu itu dikaitkan dengan tembikar dan peninggalan-peninggalan khas budaya-budaya pra-Columbus di Kosta Rika Selatan.

Namun demikian, penemuan bola-bola batu itu bersamaan dengan peninggalan yang berasal antara 1000 SM hingga 600 SM dari peradaban yang berbeda-beda. Ada keraguan tentang kapan tepatnya mereka muncul. “Benda-benda ini dapat digunakan selama berabad-abad dan masih ada di tempatnya setelah seribu tahun. Jadi sangat sulit untuk mengatakan dengan tepat kapan mereka dibuat,” kata Hoopes.

Baca Juga: Tersingkap, Masyarakat Neolitik di Catalhoyuk Sangat Maju Bertani

Tujuan bola-bola batu itu dibuat masih menjadi misteri. (Pinterest)

Misteri lainnya, perihal bagaimana bola-bola batu ini dibuat. Seperti diketahui, batu ini terbuat dari gabro dengan kekerasan yang sangat tinggi. Secara teori, batu ini sangat sulit untuk dipahat dan pemahatnya jelasnya sangat ahli sehingga bisa berbentuk bulat sempurna dan presisi.

Tidak hanya itu, hingga saat ini batu-batu itu tidak diketahui dibuat untuk apa. Budaya-budaya yang berkaitan dengan batu-batu itu telah punah tak lama setelah penaklukan Spanyol. Tidak ada mitos atau legenda atau cerita lain yang diceritakan penduduk asli Kosta Rika tentang mengapa batu itu dibuat.

"Kami benar-benar tidak tahu mengapa batu-batu ini dibuat. Orang-orang yang membuatnya tidak meninggalkan catatan tertulis. Yang jelas, penciptaan batu-batu itu, meski samar-samar, tentu saja tidak ada hubungannya dengan kota-kota yang hilang atau kapal-kapal luar angkasa," kata Hoopes.