Selidik Rijsttafel, Sajian Bersantap Kelas Atas di Hindia Belanda

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 18 Agustus 2021 | 09:00 WIB
Rijsttafel yang dihadiri F. van Mourik, 1921 di Mojokerto. Rijsttafel menjadi makanan kelas atas pada masa Hindia Belanda yang mencampurkan beragam budaya. (KITLV)

Biasa bagi kita, istimewa dalam rijsttafel 

Fadly memaparkan bahwa dalam sajian rijsttafel, orang Eropa semasa Hindia Belanda menggemari beberapa santapan yang saat ini biasa saja. Sajian itu adalah pisang goreng, kerupuk, dan sambal.

Pisang goreng begitu digemari oleh orang Eropa, khususnya kalangan perempuan. Pada keistimewaan kerupuk yang kita anggap sebagai snack, dalam sajian rijsttafel bisa mendapatkan piring tersendiri untuk dihabiskan.

Baca Juga: John Verbeek Menyingkap Coretan dan Bungker Militer Belanda di Cisauk

Pisang goreng dan sambal adalah hal yang biasa bagi orang Indonesia. Tetapi menjadi istimewa dalam sajian rijsttafel bagi kalangan Eropa masa kolonialisme. (Gloria Samantha)

Sedangkan sambal menjadi makanan "pencuci mulut yang rasanya panas (de heete teospijzen)". "Sebutan 'pencuci mulut yang rasanya panas' ini mungkin dilandasi fakta bahwa hidangan pribumi pada dasarnya mempunyai sifat 'sajian dingin (koud eten)," tulisnya dalam buku.

Ahli sajian Hindia Belanda van der Meijden yang dikutip Fadly, memaparkan ragam jenis sambal-sambal yang dapat dikreasikan. Kreasi itu seperti sambal ati, sambal babi, sambal bajak, sambal buncis, sambal brandal, sambal miesoa, sambal tomat, sambal petis, sambal serdadu, sambal telur, sambal goreng-dadar, dan sambal goreng daging.

Tetapi yang jelas, semua makanan berkuah di hidangan rijsttafel tidak dapat dipisahkan dari santan, dan harus dimasak dengan minyak kelapa dan mentega berkualitas agar terasa gurih bagi lidah Eropa.

Baca Juga: Bung Karno dan Sate Sebagai Penyambung Lidah Rakyat Asia-Afrika