WR Supratman dan Kisah Asmaranya di Balik Lagu Indonesia Raya

By Galih Pranata, Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:33 WIB
Patung WR Supratman di rumah wafatnya, Jalan Mangga 21, Kelurahan Tambaksari, Surabaya. (Indonesia Images)

Sebelumnya, dalam beberapa sumber mengatakan bahwa Yamin telah lama dekat dengan Sundari, begitu juga dengan Wage yang telah lama mengagumi sosok Sundari. Adapun hubungan Wage dengan Salamah terjadi jauh sebelum Ia mengenal Sundari, dan keluarga Wage juga tidak pernah mengakui Salamah sebagai istri sahnya.

Wage berkelana tak tentu arah, ia mengunjungi beberapa rumah saudaranya dan kerap kali berpindah-pindah. Soebagjo Ilham Notodidjojo dalam bukunya berjudul Tragedi Kehidupan Seorang Komponis terbitan 1952, menjelaskan tentang kehidupan patah hatinya pasca kehilangan wanita terkasihnya.

 

Koran Sin Po edisi 10 November 1928, menerbitkan lirik dan notasi lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman. Keberanian pers Tionghoa yang patut diapresiasi dalam sejarah Indonesia. (Wikimedia Commons)

"Kerjaan Wage di tahun-tahun 1938 hanya melamun saja, sambil sesekali memainkan biola di teras rumah" tulisnya. Dalam keterangan Soebagjo, Wage mengatakan "Aku tak bahagia dalam soal cinta". Batuk yang tak kunjung berhenti, badan yang mengurus karena tak selera makan, membuat kondisi Wage semakin memprihatinkan.

Kisah asmara Wage masih menjadi teka-teki sampai saat ini, belum adanya sumber ilmiah yang membenarkan kisahnya. Wage Rudolf Supratman wafat pada 17 August 1938 di Surabaya, di usia 34 tahun. Sampai saat itu ia akan selalu dikenang sebagai legenda, yang menciptakan lagu nasional kita, Indonesia Raya.

Baca Juga: Mohammad Hatta Meluruskan Kontroversi Peristiwa Rengasdengklok 1945