Berulang Kali Kuasai Afganistan, Apa yang Sebenarnya Taliban Inginkan?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 17 Agustus 2021 | 23:00 WIB
Mantan pejuang Taliban berbaris untuk menyerahkan Senapan mereka kepada Pemerintah Republik Islam Afghanistan selama upacara reintegrasi di kompleks gubernur provinsi. Para re-integre secara resmi mengumumkan persetujuan mereka untuk bergabung dengan Program Perdamaian dan Reintegrasi Afghanistan selama upacara tersebut. Foto pada 28 Mei 2012 oleh Lt.j.g. Joe Painter, Department of Defense. (Wikimedia Commons)

 

Dikutip dari Abc.net.au, Taliban memiliki arti "para pelajar". Mereka adalah militan Islam ekstremis yang ingin memaksakan interpretasi ketat mereka terhadap hukum agama di Afganistan.

Kelompok ini berasal dari kelompok mujahidin yang awalnya didukung Amerika Serikat. Kelompok pejuang gerilya Islam fundamentalis disponsori AS karena dulu ikut memerangi pasukan Soviet di Afganistan pada 1970-an dan 1980-an.

Pada 1990-an Taliban mengkonsolidasikan kekuatan dan mulai merebut wilayah dalam perang saudara di Afganistan. Perang ini mempertemukan mereka dengan pasukan pemerintah dan milisi yang dipimpin oleh panglima perang lokal.

Pada tahun 1996 para militan itu menguasai Afganistan. Mereka menyerbu Kabul, memaksa presiden saat itu untuk melarikan diri, dan mengantarkan periode kekuasaan Taliban di seluruh negeri.

Baca Juga: Perang Uni Soviet-Afghanistan, Awal Kisah Perlawanan Taliban

Seorang milisi Mujahidin pada 1 April 1984 di perkemahan dekat Wana, Afghanistan. Mereka bersiap atas kepulangan Uni Soviet dari tanah air mereka, meski masalah perang saudara tak kunjung selesai. Berikutnya, kalangan Mujahidin akan membentuk organisasi Taliban untuk melanjutkan perlawanan. (Christopher Gunnes/AP)

Namun sebagian kecil dari negara itu tetap berada di luar kendali Taliban. Selain itu, sebagian besar masyarakat internasional juga menolak untuk mengakui mereka sebagai pemerintah yang sah.

Rezim brutal mereka membantai lawan, bersekutu dengan kelompok teroris, terlibat dalam hukuman kekerasan, dan melakukan kekejaman budaya, termasuk penghancuran situs-situs kuno.

Kekuatan Barat kemudian bergerak untuk menggulingkan rezim Taliban setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat yang menewaskan hampir 3.000 orang.

Pasukan AS, Australia, dan negara-negara Barat lainnya menyerbu untuk menghentikan Taliban. Kelompok ekstremis itu disebut-sebut melindungi Osama bin Laden dan gerakan teroris Al Qaeda-nya yang melakukan serangan 11 September 2001 tersebut.

Baca Juga: Sejarah Taliban yang Membangun Negara Islam Fundamental di Afganistan