Berulang Kali Kuasai Afganistan, Apa yang Sebenarnya Taliban Inginkan?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 17 Agustus 2021 | 23:00 WIB
Mantan pejuang Taliban berbaris untuk menyerahkan Senapan mereka kepada Pemerintah Republik Islam Afghanistan selama upacara reintegrasi di kompleks gubernur provinsi. Para re-integre secara resmi mengumumkan persetujuan mereka untuk bergabung dengan Program Perdamaian dan Reintegrasi Afghanistan selama upacara tersebut. Foto pada 28 Mei 2012 oleh Lt.j.g. Joe Painter, Department of Defense. (Wikimedia Commons)

Taliban dengan cepat digulingkan dari kekuasaan. Namun kelompok itu terus hidup, mengobarkan perang gerilya brutal selama 20 tahun melawan AS, sekutunya, dan tentara pemerintah Afganistan.

Sementara pasukan pemerintah menguasai kota-kota Afganistan, Taliban mempertahankan kendali dengan mendapat dukungan dari beberapa penduduk di daerah-daerah yang lebih terpencil. Mereka berhasil menarik sejumlah tenaga kerja dan pasukan dari suku Pashtun di selatan dan timur Afganistan.

Terobosan besar Taliban terjadi setelah AS dan negara-negara Barat lainnya menarik pasukan mereka dalam beberapa bulan terakhir. Para pejuang Taliban menyapu seluruh negeri dan berhasil merebut serangkaian kota tanpa mendapat perlawanan berarti dari tentara pemerintah Afganistan.

Baca Juga: Malala Yousafzai Kembali ke Pakistan Untuk Pertama Kalinya Sejak Ditembak Taliban

 

Demonstrasi Asosiasi Revolusioner Wanita Afghanistan (RAWA) di Peshawar, Pakistan mengutuk Taliban dan melakukan peringatan 6 tahun mobilisasi fundamentalis ke Kabul, 28 April 1998. (www.rawa.org/Wikimedia Commons.)

Banyak anggota tentara Afghanistan, yang sebagian besar dilengkapi dan dibayar oleh AS, melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Pendiri dan pemimpin asli Taliban adalah Mullah Mohammed Omar, yang bersembunyi setelah invasi AS. Omar telah meninggal dan Taliban saat ini dipimpin oleh pemimpin tertingginya, seorang pria bernama Hibatullah Akhundzada.

Menurut Pusat Pemberantasan Terorisme di akademi militer West Point di AS, pasukan inti Taliban diperkirakan hanya berjumlah 60.000 orang. Namun mereka juga punya banyak sekutu dan anggota milisi lokal.

Jadi apa yang akan terjadi pada Afganistan ke depan?