Kisah cinta antara Abtin, Pangeran Persia, dan putri Frarang merupakan penemuan yang luar biasa. Awalnya, para sejarawan tidak yakin bahwa orang Persia mengetahui adanya Korea.
Hal ini dikarenakan dalam waktu yang lama, Korea terisolasi dan jauh dari dunia Barat. Kisah ini menunjukkan bahwa dunia timur dan barat sangat terhubung meskipun butuh waktu hingga 1653 hingga penjelajah Korea pertama mencapai pantai Korea.
Walaupun di dalam cerita, Korea bukan mitra perdagangan, tetapi merupakan sekutu terpercaya dan sangat penting untuk Persia. Bahkan Persia bisa bebas dari teror Kus si taring setelah kepemimpinan Fereydun, pangeran setengah Korea-Persia.
Baca Juga: Temuan Baru di Istana Wolseong, Diduga Praktik Pengorbanan Manusia
Dalam laman koreaherald.com, Kedutaan Besar Iran di Korea yang melakukan penelitian bersama profesor Iran Daryoosh Akbarzade, dan Lee Hee-soo, profesor antropologi budaya di Universitas Hanyang menemukan hubungan yang tidak biasa antara Persia dan Korea.
“Meskipun kami memikirkan hubungan antara Korea dan Persia sebagian besar dalam hal ekonomi, penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan itu lebih tiga dimensi dan sudah ada lebih dari 1.000 tahun yang lalu,” kata Darvishi Hossein, penasihat diplomasi publik di Kedutaan Besar Iran.
Sejarawan mengatakan bahwa Korea dan Persia memiliki kontak erat karena merupakan bagian dari Jalur Sutra. Bahkan tanpa sebab, barang-barang Persia bisa berakhir di Korea. Namun, asumsi yang beredar adalah kedua negara merupakan bagian dari jaringan perdagangan yang lebih luas.
Baca Juga: Mengapa Orang Korea Selatan Bersemangat dalam Berbahasa Indonesia?
Kisah cinta Abtin, sang pangeran Persia dan Frarang, putri Korea, merupakan pernikahan lintas negara dan antar budaya yang luar biasa. Pengungkapan kisah cinta dua insan ini menunjukkan bahwa Persia dan Korea memiliki hubungan yang sangat erat.
Lagi-lagi sejarah harus ditulis kembali berdasarkan penemuan ini.
Tidak hanya sampai disitu, bagaikan mendapat pencerahan, sebuah makan kuno di Gyeong-Ju, Korea Selatan, terdapat sebuah monumen tua untuk pahlawan perang Korea. Terjadi perbedaan pendapat bahkan pertanyaan. Hal ini dikarenakan monumen tersebut dikatakan lebih mirip dengan tentara Persia. Sehingga banyak yang berpikiran bahwa monumen tersebut merupakan monumen pahlawan Persia untuk Korea yang terlupakan.
Baca Juga: Laksamana Yi Sun-Shin: Strategi Pertempuran Laut dan Kapal Kura-Kura