"Memang, kematian misterius Lord Carnarvon setelah memasuki makam firaun Mesir Tutankhamun berpotensi dijelaskan akibat infeksi patogen yang sangat mematikan dan berumur sangat panjang," tulis Sylvain Gandon dalam artikel jurnal tahun 1998. Gandon adalah seorang peneliti di Pierre and Marie Curie University di Paris ketika makalah itu diterbitkan.
Namun, publikasi yang lebih baru muncul untuk membantah kemungkinan ini. Analisis terhadap bintik-bintik cokelat di makam Tutankhamun menemukan bahwa "organisme yang menciptakan bintik-bintik itu tidak aktif," tulis tim peneliti dalam makalah yang diterbitkan pada 2013 di jurnal International Biodeterioration & Biodegradation.
Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Mark Nelson, seorang profesor epidemiologi dan pengobatan pencegahan di Monash University di Australia, tidak menemukan bukti bahwa mereka semua yang masuk ke dalam makam itu meninggal pada usia yang sangat muda. Studinya memeriksa catatan 25 orang yang bekerja atau masuk ke makam firaun itu tak lama setelah ditemukan.
Baca Juga: Misteri Raja Tutankhamun, Teka-teki Kematian dan Kisah Hidup yang Terhapus
Rata-rata, orang-orang yang masuk ke dalam makam itu hidup sampai usia 70 tahun, usia kematian yang tidak terlalu rendah di awal hingga pertengahan abad ke-20. Studi ini menemukan "tidak ada bukti yang mendukung keberadaan kutukan mumi," tulis Nelson dalam makalah tahun 2002 yang diterbitkan di British Medical Journal.
Gagasan tentang mumi yang dikaitkan dengan kutukan sebenarnya sudah ada sebelum penemuan makam Tutankhamun. "Kutukan adalah legenda yang berkembang secara bertahap, sejak sekitar pertengahan abad ke-19, dan telah berkembang secara progresif dengan kontribusi kumulatif oleh literatur fiksi, film horor, media berita dan yang terbaru, internet," kata Jasmine Day, seorang ahli Mesir kuno yang meraih gelar doktor di bidang antropologi budaya dan menulis buku "The Mummy's Curse: Mummymania in the English-Speaking World" terbitan Routledge pada 2006.
Baca Juga: Tempat-Tempat Wisata Arkeologi yang Menampilkan Temuan Mumi Mesir Kuno