Albino adalah kondisi kelainan yang disebabkan oleh kurangnya proses pigmentasi dan bisa memengaruhi perubahan warna atau tidak munculnya warna di kulit, mata, cakar dan juga bulu pada hewan. Kulit pinknya ini membuat mereka rentan terhadap sinar matari dan juga kurang bisa berkamuflase dengan baik di alam liar.
Kondisi ini bisa dibilang sangat langka, lantaran hanya tercatat kurang lebih 200 aligator albino di dunia oleh karena itu mereka akan ditempatkan di penangkarang atau di kebun binatang.
"Mereka seperti permen," kata Joe Wasilewski, ahli biologi satwa liar dan anggota kelompok spesialis buaya International Union untuk konservasi lingkungan(IUCN). Dengan kata lain, mereka sangat terlihat dan lezat untuk predator mulai dari burung,buaya dewasa dan berbagain predator lainnya.
Baca Juga: Aligator yang Selamat dari Perang Dunia II Mati di Usia 84 Tahun
Baca Juga: Buaya Tidak Berencana Memakan Manusia, Lalu Mengapa Mereka Menyerang?
Bayi bayi ini adalah penantian panjang selama satu dekade dalam sejarah aligator albino di kebun binatang Florida, Louisiana dan peternakan aligator lainnya.
“Keberadaan aligator pernah terancam punah, sebab itu kami selaku pembudidaya dan juga para pengurus taman sudah membenahi itu dan sekarang angka populasi aligator sudah setinggi 1,2 juta ekor di Florida sendiri,” ujar Joe Wasilewski.
Hal ini juga menjadi alasan mengapa sekarang banyak negara bagian di Amerika melarang izin perburuan aligator di alam liar. Ini akan menjaga populasi aligator dalam skala yang baik dan juga habitatnya terlindungi. Namun dalam hal ini, negara bagian juga memperbolehkan beberapa penangkarang untuk membudidayakan, memperjualbelikan, dan memanen aligator.
Baca Juga: Buaya Darat? Buaya Purba Ini Berjalan dengan Dua Kaki Seperti Manusia