Raffles Meresmikannya, Kita Membongkarnya

By Mahandis Yoanata Thamrin, Rabu, 31 Mei 2017 | 07:00 WIB
( Isidore van Kinsbergen)

“Kami benar-benar terkesan pada Rijswijk dan daerah di seberangnya, Noordwijk dengan toko-toko vilanya serta kafe,” tulis seorang pensiunan opsir rendah serdadu Hindia Belanda. Serdadu tua itu asal Jordaan, sepetak kawasan di Amsterdam, yang pernah bertugas di Batavia. Dia menulis kisah pengalamannya berkeliling Batavia yang diterbitkan majalah Bendera Wolanda edisi 1910-1912. Pada zaman kolonial, Rijswijk dan Noordwijk merupakan kawasan elite di Batavia. Keduanya dipisahkan oleh kanal sodetan Ciliwung. Kedua toponimi itu sudah tidak digunakan lagi. Kini, kawasan Rijswijk berlokasi sekitar Jalan Veteran di Jakarta Pusat, sementara Noordwijk merupakan kawasan sekitar Jalan Juanda.

 “Kami melihat juga Societeit de Harmonie yang terkenal. Ini dapat dikatakan klub terbagus di antara Tokyo dan Bombay,” ungkap serdadu tua itu. "Di depan gedung itu tampak beberapa pria berseragam putih angkatan laut sedang duduk dekat balustrade sambil bercakap-cakap dengan penuh kegembiraan."

Baca Juga: Tatkala Raffles Menjarah Keraton Yogyakarta

Ruang Biliar di Societeit de Harmonie, batavia. Foto sebelum 1880 oleh Woodbury & Page. (KITLV)

Setiap Minggu malam para anggota klub, yang umumnya pejabat dan pengusaha kaya, menyaksikan konser musik yang digelar oleh korps militer di Harmonie.

Gedung perkumpulan sosialita warga Batavia itu bercat putih. Beranda utama berhias sederet pilar tuskan. Pilar-pilar itu menopang tulisan bercat hitam “HARMONIE” dalam bingkai dinding segitiga. Keempat sisinya berjajar pintu-pintu berkisi dengan teras terbuka yang dibatasi oleh pagar besi mentereng. Lereng atapnya yang memiliki dua kemiringan—gaya mansard—mencitrakan pengaruh arsitektur Prancis yang kuat.

Gedung Harmonie diresmikan oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles pada 18 Januari 1815 yang bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Ratu Charlotte dari Inggris.

Baca Juga: Meleburnya Budaya Indonesia dan Prancis Melalui Dagelan Bernama Farce

Thomas Stamford Raffles (NATIONAL PORTRAIT GALLERY—LONDON)
Raffles tinggal di kawasan Rijswijk juga, tak jauh dari Harmonie. Konon, saat meresmikan gedung ini dia membuka pintu utamanya. Kemudian dia melemparkan anak kunci ke kanal sembari berujar bahwa pintu perkumpulan sosialita ini harus selalu terbuka. Tampaknya, ungkapan tadi merupakan harapannya untuk Harmonie yang selalu di hati warga kota.

Ruangan dalam Societeit de Harmonie, sekitar 1890. (KITLV)

Daendels membangun sebuah perkumpulan sosialita baru untuk menggantikan gedung serupa yang kumuh di kawasan Pintu Besar Selatan. Dia pun membongkar tembok kota yang mengelilingi Batavia, juga kastil megahnya. Sebagian batu bata hasil bongkaran tembok kota Batavia telah digunakan untuk membangun Harmonie, berdasar rancangan seorang mayor zeni, J.C. Schultze.

Baca Juga: Di Balik Mausoleum Cinta untuk Sang Filantrop Tionghoa di Batavia

Taman di timur Societeit de Harmonie di Batavia sekitar 1870-1900. (Tropenmuseum/Wikimedia Commons)
Peran Raffles tidak sekadar meresmikan Harmonie secara seremonial. Sebagai seorang yang gandrung dengan eksotika timur, dia membangun sebuah ruang di gedung tersebut untuk menyimpan dan memajang koleksi Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG), sebuah perkumpulan warga Batavia untuk kesenian dan ilmu pengetahuan. Perkumpulan ini berdiri pada 1778, dan menjadi perkumpulan ilmu pengetahuan tertua di Asia Tenggara. Koleksi Bataviaasch Genootschap berada di Harmonie hingga 1868. Sebuah gedung baru yang lebih luas di Koningsplein West—kini Jalan Merdeka Barat—telah siap digunakan sebagai tempat memajang aneka koleksi naskah dan barang pusaka nusantara lainnnya. Kelak, kita menyebutnya sebagai Museum Nasional.

 
Persimpangan Molenvliet dan Tanahabang, tampak Societeit de Harmonie di sebelah kiri dan penjahit Oger Frères di sebelah kanan. Foto oleh Woodburry & Page sebelum 1880. (KITLV)
 
Baca Juga: Roemah Piatoe Ati Soetji, Filantropi Istri Kapitan Cina di Betawi

Societeit de Harmonie jelang pembongkaran pada 1985. (Bintoro Hoepoedio via Facebook)

Setelah Indonesia merdeka, kharisma gedung ini kian meluntur. Sebuah kejadian yang tidak harmonis menimpa Harmonie: pada April 1985 ayunan martil dan godam menghajarnya, lalu mereka memutilasi kejelitaannya yang renta. Lalu, mencampakkan begitu saja sejarah penanda kota Jakarta itu.  Harmonie dibongkar demi sebuah perluasan Jalan Majapahit dan halaman Kantor Sekretariat Negara. Lenyap sudah gedung yang menjadi penanda cikal bakal Museum Nasional dan Perpustakaan Nasional kita. Keduanya merupakan dua lembaga ilmu pengetahuan tertua di Indonesia.

Saat pembongkaran terjadi, kebetulan seorang gadis pelajar SMA di Jakarta, dengan rasa ingin tahu, melintas dan memasuki Harmonie. Gadis itu bernama Alexandra N. Mahartiani.

Baca Juga: Empat Anak Raffles Wafat di Bengkulu. Di manakah Nisan Mereka?

Societeit de Harmonie dari sisi Jalan Majapahit, jelang pembongkaran pada 1985. (Bintoro Hoepoedio via Facebook)

Baca Juga: Rupanya Thomas Raffles Bukanlah Penemu Rafflesia. Lantas Siapakah Penemu Sebenarnya?

Sekitar 25 tahun kemudian Alexandra bercerita kepada saya. Ketika dia mengunjungi Harmonie awal 1985, lantai marmer, pilar-pilar beranda dan ruangan dalam, masih belum dibongkar. Namun, sebagian dinding belakang, jendela dan pintu berkisi sudah hilang. Lampu hias yang tergantung di langit-langit pun sudah amblas. Keadaan bangunan sangat kacau dengan debris di mana-mana, demikian Alexandra berkisah.

“Aku menyesal sekali tidak datang ke situ tahun sebelumnya,” kenangnya, “dan saat itu aku datang dengan kecewa, menyentuhnya, dan mengucapkan selamat tinggal. Itulah terakhir kali aku melihatnya masih berdiri.”

Gedung Societeit de Harmonie dilihat dari Jalan Gajah Mada, jelang pembongkaran pada 1985. (Bintoro Hoepoedio via Facebook)