Naskah Yahudi Kuno Pecahkan Teka-teki Fungsi Situs Qumran di Palestina

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 8 September 2021 | 15:00 WIB
Tak jauh dari Laut Mati di Tepi Barat, Palestina, situs arkeologi Qumran menyajikan kisah peninggalan umat Yahudi di masa lalu. (Pixabay)

Dalam makalahnya, Vainstub lebih berpendapat Qumran memang berhubungan erat dengan kaum Eseni, tetapi bukan sebagai tempat pemukiman permanen. Qumran adalah tempat di mana semua anggota dan kandidatnya akan berkumpul dari komunitas di seluruh negeri untuk mengadakan perayaan tahunan 'kepergian perjanjian'.

"Saya melihat naskah dan peninggalan arkeologis, dan apa yang saya lihat sangat cocok akan kemungkinan ini," ujarnya dikutip dari Jerusalem Post.

Upacara itu dijalankan sebagaimana yang digambarkan dalam Kitab Ulangan 27-28. Digambarkan, Nabi Musa menginstruksikan kaum Israel tentang cara Tuhan memberikan berkat dan azabnya di Gunung Ebal dan Gunung Gerizim, setelah menyeberangi Sungai Yordan yang kemudian dijelaskan dalam Kitab Yosua.

Vainstub memaparkan, aturan versi kaum Eseni dijelaskan dalam naskah 'Aturan Komunitas', serta dalam Dokumen Damaskus yang disalin sekitar 1000 Masehi dari yang berada di Genizah.

Namun, "deskripsi upacara dalam Dokumen Damaskus mencakup kalimat yang berisi dua informasi yang sangat penting untuk tujuan kita dan tidak ada dalam Aturan Komunitas: 'Dan semua [penduduk] perkemahan akan berkumpul pada bulan ketiga dan mengutuk siapapun yang menyimpang ke kanan [atau ke kiri dari] Taurat'," tulisnya dalam makalah.

Baca Juga: Melihat Ratusan Tulang Bayi dari Zaman Romawi di Israel dan Inggris

Ruangan dalam Sinagog Ben Ezra di Kairo Lama, yang dilihat dari lantai atas. Sinagog ini menyimpan kumpulan dari sekitar 300.000 naskah Yahudi kuno. Naskah ini menggambarkan sejarah umat Yahudi Timur Tengah dan Afrika utara dari 870 Masehi hingga abad ke-19. (Wikimedia Commons)

Dengan demikian, dia menyimpulkan bahwa Qumran adalah lokasi yang menjadi rujukan tempat pertemuan kaum Eseni, terutama di bulan ketiga kalender Yahudi. Pertemuan ini dikenal sebagai perayaan Shavuot di bulan Siwan, dimana Tuhan memberikan Taurat kepada Nabi Musa.

Ketika perkumpulan terjadi, orang Eseni tidak ditempatkan dalam bangunan, melainkan tidur di luar atau di salah satu dari banyak gua di daerah itu. Inilah yang menyebabkan ribuan tahun dari kehadiran mereka, banyak naskah-naskah dalam Gulungan Laut Mati ditemukan.

Baca Juga: Google Luncurkan Fabricius untuk Menerjemahkan Hieroglif Kuno

Naskah yang ditemukan di Genizah, gudang Sinagog Ben Ezra, Mesir. Dokumentasi milik Younes and Soraya Nazarian Library, University of Haifa & The Friedberg Genizah Project. (Wikimedia Commons)

"Teori saya juga konsisten dengan fakta bahwa gulungan itu tidak selalu berasal dari Qumran, melainkan dibawa ke gua-gua dari seluruh negeri dan ditinggalkan di gua-gua selama beberapa dekade," tulis Vainstub.

"Beberapa lusin penduduk tetap Qumran, mungkin dengan bantuan kelompok kecil Eseni yang tinggal di dekat mata air di tepi Laut Mati, harus menampung ratusan orang di lokasi itu setahun sekali dalam jumlah yang terus meningkat," simpulnya dalam makalah.

"Situs Qumran, dengan fasilitas, gua, dan permukaannya, sesuai dengan bukti pertemuan tahunan yang muncul dari gulungan. Tidak ada situs lain yang dikenal cocok untuk tujuan seperti itu."

Baca Juga: Gerakan Partai Komunis Palestina, Perlawanan Zionis dan Lika-Likunya