Epik, Ilmuwan Jelaskan Bagaimana dan Kapan Matahari Akan Mati

By Utomo Priyambodo, Kamis, 9 September 2021 | 13:10 WIB
Ilustrasi paparan sinar Matahari. (Gloria Samantha)

Objek-objek itu dinamai sebagai nebula planeter bukan karena mereka benar-benar ada hubungannya dengan planet. Julukan itu diberikan karena ketika objek-objek tersebut pertama kali ditemukan oleh William Herschel pada akhir abad ke-18, objek-objek itu mirip dengan planet jika dilihat melalui teleskop pada waktu itu.

Pemodelan mengenai nasib Matahari ini adalah sebuah terobosan karena bisa memecahkan permasalahan untuk mengukur bintang-bintang yang jauh lainnya. "Ini adalah hasil yang bagus," kata Zijlstra.

Baca Juga: Level Selanjutnya dari Pertanian, Bisa Tumbuh Tanpa Matahari dan Tanah

Diambil oleh Hinode Solar Optical Telescope tanggal 12 Januari 2007, citra matahari ini menunjukkan sifat filamen pada plasma yang menghubungkan wilayah-wilayah berpolaritas magnet berbeda. (Wikimedia Commons)

Pelepasan massa koronal (CME) akibat badai matahari. (Wikimedia Commons/NASA Goddard Space Flight Center)

"Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia beberapa miliar tahun di galaksi-galaksi jauh, yang merupakan kisaran yang sangat sulit diukur, kami bahkan telah menemukan apa yang akan dilakukan Matahari ketika ia mati! "

Laporan penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada Mei 2018 lalu. Tiga astronom internasional yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari kampus atau lembaga di Polandia, Inggris, dan Argentina.

Baca Juga: Kenapa Atmosfer Matahari Jauh Lebih Panas daripada Permukaan Matahari?