Nationalgeographic.co.id—Permukaan Matahari yang terlihat, atau yang disebut fotosfer, bersuhu sekitar 6.000 derajat Celsius. Namun beberapa ribu kilometer di atasnya, atmosfer matahari, yang disebut sebagai korona, ternyata ratusan kali lebih panas. Suhunya mencapai satu juta derajat Celsius atau bahkan lebih tinggi.
Lonjakan suhu ini, meskipun terjadi peningkatan jarak dari sumber energi utama Matahari, telah diamati di sebagian besar bintang. Fenomena ini mewakili teka-teki mendasar yang telah direnungkan oleh para ahli astrofisika selama beberapa dekade.
Pada tahun 1942, ilmuwan Swedia Hannes Alfén mengajukan penjelasan. Dia berteori bahwa gelombang magnetis plasma dapat membawa sejumlah besar energi di sepanjang medan magnet Matahari dari interiornya ke korona, melewati fotosfer sebelum meledak dengan panas di atmosfer atas Matahari.
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR