Selidik Pemanfaatan Racun Alami Untuk Menuntaskan Pengobatan

By Agnes Angelros Nevio, Jumat, 10 September 2021 | 20:02 WIB
Kadal gila yang difoto di Kebun Binatang Atlanta di Georgia. Kadal berbisa ini berasal dari Amerika Utara. Para ilmuwan sedang memilah-milah zat beracun alam untuk mempelajari cara kerja komponen molekuler mereka. (Joel Sartore/National Geographic Photo Ark)

“Katakanlah Anda tersengat di lengan Anda,” kata Schmidt tentang pengalaman itu kepada National Geographic. "Itu menyebabkan bulu di badannya berdiri tegak, seperti anjing yang ketakutan."

Reaksi yang tidak biasa itu membangkitkan rasa ingin tahunya. “Itulah yang benar-benar membuat saya menyadari bahwa kita perlu memiliki beberapa cara untuk membandingkan rasa sakit satu serangga dengan yang lain,” kata Schmidt. Bukunya, The Sting of the Wild, menjelaskan sengatan dari 83 spesies dan menilai rasa sakit yang ditimbulkannya dalam skala dari ringan hingga yang menyiksa.

Robinson, seorang National Geographic Explorer, mulai mempelajari racun secara profesional sekitar 40 tahun setelah Schmidt. Ia terinspirasi oleh indeks rasa sakit Schmidt. Dia mulai menilai dampak sengatan di media sosial dengan menggunakan kriteria yang sama. Dia juga telah bekerja untuk memecahkan kode beberapa racun alam yang terkenal baru-baru ini. Dia berkolaborasi dalam studi tentang pohon yang menyengat, ulat limacodid, dan kobra yang meludah, dan beragam makhluk lainnya.

Baca Juga: Langka, Ular Berbisa dengan Dua Kepala Ditemukan di Amerika Serikat

Dendrocnide excelsa, umumnya dikenal sebagai pohon sengat raksasa, adalah pohon hutan hujan dalam keluarga Urticaceae yang endemik di Australia timur. (Indefense of Plants)

Dalam sebuah penelitian, Robinson bergabung dengan Schmidt di Arizona untuk mengumpulkan semut beludru, yang sebenarnya adalah tawon tak bersayap berwarna cerah dengan tubuh berbulu. Sengatan satwa yang dijuluki "pembunuh sapi" itu berakibat pada nadi "berdenyut rendah, menyebabkan gatal dan bengkak." Mereka memberikan dampak sengatan itu tiga dari empat pada skala rasa sakit.

Robinson dan Schmidt, serta kolaborator mereka menerbitkan laporan rinci pertama komposisi dan fungsi racun semut beludru pada Februari silam. Mereka menemukan bahwa racun mengganggu membran sel dengan membiarkan partikel ion untuk masuk struktur yang disebut saluran ion. Molekul racun menyerang saluran ion dengan mengikatnya. Untuk itu, perawatannya harus terbuka karena ketika harus ditutup, luka akan mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak.

Dengan memahami bagaimana racun bekerja, para ilmuwan mungkin dapat membuat obat baru yang menargetkan reseptor yang sama—mengurangi rasa sakit alih-alih menyebabkannya.