Sains Terbaru: Ukuran Pupil Bisa Jadi Menunjukkan Kecerdasan Kita

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 14 September 2021 | 17:30 WIB
Lewat membaca mata, kita bisa mengetahui kondisi emosi seseorang. Seperti apa hubungan pupil mata dengan otak kita? (Public Domain)

Fenomena itu dia dapati ketika mengukur pupil subjek penelitian yang diberi beberapa masalah beberapa hari. Tes itu untuk mengetahui proses memori kerja subjek, lewat pemecahan masalah seperti Matriks Progresif Raven, yakni prediksi pola bentuk dalam soal seperti uji psikotes.

Para peneliti juga memberikan tes anti-saccade, yakni subjek diminta untuk terpaku pada subyek yang tidak bergerak. Dalam lab penelitian ini, mereka menggunakan lampu-lampu kedip yang menyilang di ruangan. Tes ini berguna untuk mengetahui bagaimana kecerdasannya mengalir ketika subjek mengikuti munculnya cahaya.

Bagi subjek yang memiliki skor tertinggi ternyata seiring dengan ukuran pupil awal mereka yang besar. Meski demikian, ukuran awal pupil juga tergantung dengan gen masing-masing subjek, sehingga penelitian ini memerlukan kehati-hatian yang dapat menimbulkan pseudosains yang rasialis.

Engle menjelaskan bahwa penlitian ukuran pupil ini tidak memiliki hubungan antara jenis kelamin, ras, atau usia, untuk menghindari risiko dan bias tersebut. Meski demikian, dia dan Tsukahara belum yakin ada alasan dibalik besarnya pupil awal seseorang sebagai tanda kecerdasan cair, karena membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Optogenetik: Terapi Mata Ini Mampu Memulihkan Penglihatan Orang Buta

Peneliti mendapat penjelasan mengapa pupil kita bisa membesar ketika gugup, marah, atau takut. (Dr Shelby Temple, University of Bristol, UK)

Meski demikian, 2010 lalu laporan berjudul Pupil diameter tracks changes in control state predicted by the adaptive gain theory of locus coeruleus function di National Center for Biotechnology Information (NCBI) telah menemukan hubungan antara ukuran pupil dan bagian otak. Otak yang terhubung disebut locus coeruleus yang terletak di belakang kepala kita. Bagian ini juga berperan dalam respon stres dan panik kita.

"Temuan dalam tiga percobaan konsisten dan prediksi ini, menunjukkan bahwa pengukuran pupil mungkin berguna sebagai indeks dari kedua keadaan kontrol [dalam eksperimen] dan secara tidak langsung, fungsi lokus coerluleus," tulis para peneliti yang dipimpin Mark S. Gilzenrat dari Princeton University.

Respon pupil dalam melihat masalah disekitar juga bisa memicu aktivitas locus coerluleus kita, yang ternyata mirip dengan apa yang terjadi pada monyet.

Penelitian terkait pupil dan kecerdasan dinilai penting secara praktis, Engle berpendapat. Misal pada dunia kerja, kita bisa mehamai tingkat kinerja dan kecerdasan karyawan untuk fokus dan intens, atau cara mereka menghadapi masalah.

Cara ini bisa menjadi jalan yang lebih baik untuk menejadi tes perhatian calon pegawai, pekerja, bahkan anggota militer sekalipun, untuk menghindari risiko kerja.

Baca Juga: Wanita dengan Bulu Mata Terpanjang di Dunia Memecahkan Rekor Lagi