Sains Terbaru: Ukuran Pupil Bisa Jadi Menunjukkan Kecerdasan Kita

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 14 September 2021 | 17:30 WIB
Lewat membaca mata, kita bisa mengetahui kondisi emosi seseorang. Seperti apa hubungan pupil mata dengan otak kita? (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id - Pupil bertanggung jawab menjadi 'portal' cahaya untuk dilanjutkan ke retina pada indera pengelihatan kita. Bagian kecil di tengah-tengah mata kita ini akan secara otomatis mengecil dan membesar tergantung pada intensitas cahaya yang masuk.

Berkat pupil, kita bisa melihat bentuk visual dengan baik di hadapan mata kita, dan kita ketergantungan dengannya. Mulai dari membaca buku, menonton film, hingga melihat tulisan di papan tulis kelas, pupil menjadi 'jembatan' untuk mendatangkan kecerdasan pada kita.

Peran 'jembatan' inilah yang membuat para ilmuwan bertanya-tanya: adakah hubungan antara pupil dengan otak kita terkait kecerdasan?

Randall W Engle, peneliti psikologi Georgia Institute of Technology, melalui penelitian pracetaknya bersama Jason Tsukahara tahun 2020 di PsyArXiv ingin mengetahui hubungannya. Penelitian itu berjudul The locus coeruleus-norepinephrine system and fluid intelligence.

 

Mereka menulis bahwa pupil memiliki hubungan dengan kecerdasan cair (fluid intelligence) kita, yakni kecerdasan tiap individu yang tidak terkait dengan budaya atau pembelajaran. Melainkan, kemampuan seseorang untuk memperoleh informasi dari lingkungan mereka pada tingkat dasar, seperti memproses dan memecahkan masalah.

Kecerdasan ini sebagian besar justru terkait dengan kemampuan kita dengan multitasking, dan memori kerja--bagian dari memori jangka pendek yang berkaitan dengan pemrosesan persepsi dan linguistik yang disadari secara langsung.

Berkat pengetahuan tentang cahaya dan pupil mata, para ilmuwan sebelumnya mengetahui cara itu adalah bagaimana mata kita membuat respon untuk tubuh terhadap cahaya. Tetapi pemahaman itu baru pada taraf tertentu, seperti besar-kecil yang otomatis karena rangsangan cahaya yang memapari mata kita.

Baca Juga: 'Mata Sauron' Kuno Ditemukan, Sebuah Gunung Berapi Bawah Laut

Menjaga kesehatan mata penting dilakukan sejak usia muda (Radu Bighian/Getty Images/iStockphoto)

Respon itu baru diketahui sebagai upaya pupil kita dalam berupaya meningkatkan pengelihatan, atau dorongan sistem parasimpatis tubuh.

"Ini pada dasarnya menjaga sistem saraf dasar Anda tetap teratur dan mendikte tugas-tugas dasar seperti istirahat, pencernaan, makan dan reporuduksi," jelas Engle, dikutip dari Discover Magazine.

Oleh karena itu, terang Engle, lebarnya pupil kita juga terkait dengan area lain dari fungsi sistem saraf bawah sadar atau simpatik. Area lain dalam tubuh kita ini mengontrol proses pengambilan keputusan yang cepat seperti 'lawan atau kabur'.

Ini menjadi penjelasan mengapa pupil kita bisa membesar ketika gugup, marah, atau takut. Tentunya cara ini membuat lawan kita dalam kejuaraan bisa mengetahui mental kita dengan melihat pupil mata kita. Engle juga mengamati, pupil kita membesar secara aneh ketika mata kita berhadapan dengan masalah matematika yang sulit.

Fenomena itu dia dapati ketika mengukur pupil subjek penelitian yang diberi beberapa masalah beberapa hari. Tes itu untuk mengetahui proses memori kerja subjek, lewat pemecahan masalah seperti Matriks Progresif Raven, yakni prediksi pola bentuk dalam soal seperti uji psikotes.

Para peneliti juga memberikan tes anti-saccade, yakni subjek diminta untuk terpaku pada subyek yang tidak bergerak. Dalam lab penelitian ini, mereka menggunakan lampu-lampu kedip yang menyilang di ruangan. Tes ini berguna untuk mengetahui bagaimana kecerdasannya mengalir ketika subjek mengikuti munculnya cahaya.

Bagi subjek yang memiliki skor tertinggi ternyata seiring dengan ukuran pupil awal mereka yang besar. Meski demikian, ukuran awal pupil juga tergantung dengan gen masing-masing subjek, sehingga penelitian ini memerlukan kehati-hatian yang dapat menimbulkan pseudosains yang rasialis.

Engle menjelaskan bahwa penlitian ukuran pupil ini tidak memiliki hubungan antara jenis kelamin, ras, atau usia, untuk menghindari risiko dan bias tersebut. Meski demikian, dia dan Tsukahara belum yakin ada alasan dibalik besarnya pupil awal seseorang sebagai tanda kecerdasan cair, karena membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Optogenetik: Terapi Mata Ini Mampu Memulihkan Penglihatan Orang Buta

Peneliti mendapat penjelasan mengapa pupil kita bisa membesar ketika gugup, marah, atau takut. (Dr Shelby Temple, University of Bristol, UK)

Meski demikian, 2010 lalu laporan berjudul Pupil diameter tracks changes in control state predicted by the adaptive gain theory of locus coeruleus function di National Center for Biotechnology Information (NCBI) telah menemukan hubungan antara ukuran pupil dan bagian otak. Otak yang terhubung disebut locus coeruleus yang terletak di belakang kepala kita. Bagian ini juga berperan dalam respon stres dan panik kita.

"Temuan dalam tiga percobaan konsisten dan prediksi ini, menunjukkan bahwa pengukuran pupil mungkin berguna sebagai indeks dari kedua keadaan kontrol [dalam eksperimen] dan secara tidak langsung, fungsi lokus coerluleus," tulis para peneliti yang dipimpin Mark S. Gilzenrat dari Princeton University.

Respon pupil dalam melihat masalah disekitar juga bisa memicu aktivitas locus coerluleus kita, yang ternyata mirip dengan apa yang terjadi pada monyet.

Penelitian terkait pupil dan kecerdasan dinilai penting secara praktis, Engle berpendapat. Misal pada dunia kerja, kita bisa mehamai tingkat kinerja dan kecerdasan karyawan untuk fokus dan intens, atau cara mereka menghadapi masalah.

Cara ini bisa menjadi jalan yang lebih baik untuk menejadi tes perhatian calon pegawai, pekerja, bahkan anggota militer sekalipun, untuk menghindari risiko kerja.

Baca Juga: Wanita dengan Bulu Mata Terpanjang di Dunia Memecahkan Rekor Lagi