Bagaimana Dampak Bahaya Merokok Ganja terhadap Bayi dan Ibu Hamil?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 13 September 2021 | 17:27 WIB
Ganja memang memiliki bahaya yang sedikit, dan ada manfaatnya. Tetapi bukan berarti 100 persen aman. Ternyata ada dampak pada bayi baru lahir dan ibu hamil. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id - Semakin kita memahami ganja, memang tanaman ini memiliki khasiat dan sedikit bahaya yang terkandung. Tetapi bukan berarti 100 persen aman digunakan, terutama jika memiliki bahan kimia campuran.

Salah satu dampaknya diamati oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan 15 Juni 2020 lalu di Medical Journal of Australia. Para peneliti menemukan, menghisap ganja selama kehamilan bisa menyebabkan masalah neonatal pada janin.

Makalah itu berjudul The deleterious effects of cannabis during pregnancy on neonatal outcomes, yang temuannya muncul setelah melakukan survey pada 5628 wanita hamil di Australia, Selandia Baru, Irlandia, dan Inggris.

Studi ini menjadi kumpulan laporan penyelidikan hubungan antara penggunaan ganja dan komplikasi kehamilan. Para responden ini juga memiliki beragam informasi demografis, karakteristik gaya hidup, dan riwayat medis yang dikumpulkan oleh bidan setempat.

 

"Ganja adalah obat terlarang yang paling banyak digunakan oleh wanita usia reproduksi di Australia, tetapi efek penggunaanya selama kehamil pada hasil neonatal tidak jelas," tulis para peneliti yang dipimpin Luke Grzeskowiak dari Robinson Research Institute, University of Adelaide.

"Dalam studi kohort lintas negara kami, penggunaan kanabis yang berkelanjutan pada 15 minggu kehamilan dikaitkan dengan berat lahir yang jauh lebih rendah, lingkar kepala, panjang badan, dan usia kehamilan, serta dengan morbiditas atau kematian neonatus yang meningkat."

Hasil itu didapatkan dalam wawancara responden tentang pengalamannya menghisap ganja seumur hidup, khususnya selama kehamilan. Kemudian yang merokok ditanyai lebih lanjut terkait keseringannya merokok ganja selama seminggu.

Baca Juga: Apakah Seseorang Bisa Mengalami Overdosis dan Mati Karena Ganja?

Ilustrasi ibu hamil. (Wikimedia Commons)

Selain ganja, juga ditanyai terkait kebiasaan merokok tembakau dan konsumsi alkoholnya. Kemudian dampak dua itu dipertimbangkan agar studi lebih terfokus pada dampak ganja.

Memang, zat terlarang lainnya memiliki dampak, tetapi jumlah wanita yang minum ternyata cukup rendah untuk membuatnya sebagai faktor serius dalam penelitian, Sehingga, dampaknya tidak dipaparkan secara serius dalam laporan ini.

"Temuan kami sangat penting bagi kesehatan masyarakat, terutama mengingat meningkatnya penerimaan ganja secara hukum, sosial, dan medis, dan mereka menyoroti pentingnya penyedia layanan kesehatan yang menasihati wanita usia reproduksi untuk menghentikan atau mengurangi penggunaan ganja sebelum hamil atau, di terbaru, di awal kehamilan," papar para peneliti.

Data dari bidan juga penting untuk mengetahui seberapa subyek yang dites terkait depresi dan kecemasannya, kondisi saat kelahiran, serta pengukuran pada bayi.

Baca Juga: Peneliti Mengungkap Sejarah Domestikasi Ganja Melalui Sekuens Genom

Hasilnya, mereka yang berasal dari skala ekonomi rendah lebih mungkin untuk terus merokok selama kehamilan. Meski demikian, status sosialnya itu tidak memiliki hubungan langsung dengan hasil kelahiran, tetapi sebagai lingkungan atau tekanan yang dialaminya hingga membuat kebiasaan.

Penelitian ini tidak menyelidiki tentang aktivitas apa yang sangat berpengaruh pada ibu yang sedang hamil. Mereka berasumsi, produksi karbon monoksida dari menghisap tembakau dapat mengurangi oksigen yang masuk ke janin, seperti halnya merokok tembakau. Atau, mungkin bahan kimia ganja seperti THC bisa pengaruh pada pembentukan janin. Penelitian seperti ini, mereka menyarankan, harus ada penelusuran lebih lanjut.

Baca Juga: Sebuah Studi Ganja dan Dampaknya pada Memori: Benarkah Buruk?

penggunaan kanabis yang berkelanjutan pada 15 minggu kehamilan dikaitkan dengan berat lahir yang jauh lebih rendah, lingkar kepala, panjang badan, dan usia kehamilan, serta dengan morbiditas atau kematian neonatus yang meningkat. (Shutterstock)

Mengutip dari situs CDC, penggunaan ganja selama kehamilan dalam beberapa penelitian ternyata membuat anak sulit memperhatikan atau belajar. Meski demikian, masalah ini mungkin hanya terlihat ketika tumbuh dewasa.

Kemudian ada juga pengaruh pada bayi yang sedang menyusui. Beberapa penelitian yang dikutip CDC juga menunjukkan, bahwa THC bisa tersimpan pada lemak dan dikeluarkan secara perlahan.

"Artinya bayi Anda masih bisa terpapar bahkan setelah Anda berhenti menggunakan ganja," ujar CDC dalam rilis.

"Namun, data tentang dampak paparan ganja pada bayi Anda melalui menyusui terbatas dan saling bertentangan. Untuk membatasi potensi risiko pada bayi, ibu menyusui harus menghindari penggunaan ganja."

Baca Juga: Manfaat Buah Naga Bagi Ibu Hamil, Cegah Cacat Hingga Obati Sembelit