Cetakan Tangan Anak-Anak Ini Diklaim sebagai Seni Praserajah Tertua

By Utomo Priyambodo, Rabu, 15 September 2021 | 16:00 WIB
Gambar cetakan tangan anak-anak di Tibet yang disebut sebagai temuan seni prasejarah tertua di dunia. (Zhang et al., Science Bulletin, 2021))

Mereka juga mengatakan bahwa temuan ini akan memberikan bukti paling awal bagi manusia dan anggota lain dari genus Homo (hominin) di dataran tinggi Tibet. "Penemuan ini juga menambah penelitian yang mengidentifikasi anak-anak sebagai beberapa seniman paling awal," kata mereka.

Lukisan bergambar cetakan tangan banyak ditemukan di gua-gua prasejarah. Biasanya tangan digunakan sebagai stensil, dengan pigmen tersebar di sekitar tepi tangan. Gua-gua di Sulawesi, Indonesia atau di El Castillo di Spanyol memiliki beberapa contoh bagus dan merupakan gua-gua tertua yang diketahui hingga saat ini.

Di Quesang, di dataran tinggi Tibet, tim peneliti yang dipimpin oleh David Zhang dari Guangzhou University menemukan jejak-jeka tangan dan kaki yang terawetkan di travertine. Travertine adalah batu kapur air tawar dan dalam hal ini diendapkan dari air panas yang terpanaskan oleh panas bumi.

Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?

Gambar tangan dan kaki anak-anak di dataran tinggi Tibet ini tercetak pada batu yang berasal antara 169.000 dan 226.000 tahun lalu. (Zhang et al., Science Bulletin, 2021))

Lima sidik jari tangan dan lima jejak kaki tampaknya telah ditempatkan dengan hati-hati di batuan tersebut. Mungkin oleh dua anak jika dilihat dari ukuran jejaknya. Jejak-jejak itu tidak tertinggal seperti orang yang berjalan normal dan tampaknya memang sengaja ditempatkan di sana.

Anak yang membuat jejak kaki itu mungkin berusia sekitar tujuh tahun dan yang lainnya, yang membuat sidik jari, sedikit lebih tua, sekitar usia 12 tahun. Perkiraan usia ini didasarkan pada ukuran jejak tangan dan kaki tersebut dengan mengacu pada kurva pertumbuhan modern seperti yang dihasilkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Apakah saat itu anak-anak tersebut sedang bermain di lumpur sementara anggota kelompok yang lain mengambil air di sumber air panas? "Kami tidak tahu, tetapi tim berpendapat bahwa apa yang mereka tinggalkan adalah sebuah karya seni, atau grafiti prasejarah jika Anda lebih suka menyebutnya demikian," kata para peneliti.

Baca Juga: Gambar Cadas Purbakala di Sulawesi Terancam Rusak oleh Perubahan Iklim