Nationalgeographic.co.id—Para peneliti yang berasal dari University of Eastern Finland dan Zoological Museum of the University of Turku telah menerbitkan sebuah jurnal ZooKeys pada 10 September 2021 berjudul Scenopinus jerei, a new species of window fly (Diptera, Scenopinidae) from Finland. Jurnal ini mendeskripsikan secara resmi temuan dari spesies baru lalat jendela di Finlandia yang diberi nama Scenopinus jerei.
Spesies yang baru ditemukan ini merupakan salah satu dari 400 lalat jendela berbeda yang ditemukan di seluruh dunia.
Lalat yang memiliki warna kehitaman dan memiliki tubuh ramping ini berukuran 4 hingga 5 milimeter. Ia termasuk ke dalam famili lalat jendela yang cukup primitif dan miskin spesies (Scenopinidae). Ia juga bukanlah penerbang yang sangat aktif, tidak mengunjungi bunga, dan oleh karena itu jarang ditemukan tertangkap oleh jaring ataupun perangkap lainnya.
Ada banyak spesies lalat jendela, jumlah mereka bahkan lebih dari 400 spesies lalat jendela di seluruh dunia. Sebagian besar lalat-lalat ini hidup di daerah panas dan gersang. Spesies yang ditemukan di Finlandia mungkin juga telah beradaptasi untuk hidup di habitat kering, seperti sarang hewan, di mana larva mereka memangsa serangga lain.
Perwakilan keluarga yang paling terkenal adalah lalat jendela kosmopolitan (Scenopinus fenestralis), umumnya lalat ini ditemukan di dalam ruangan di tempat tinggal buatan manusia. Selain lalat jendela yang umum, spesies lain, seperti Scenopinus niger, juga sebelumnya dikenal dari Finlandia.
Sepert yang dilansir oleh Sci News, Dr. Jaakko Pohjoismäki dari University of Eastern Finland dan Dr. Antti Haarto dari University of Turku, mengatakan, "Spesies Nordik diasosiasikan dengan habitat kering, seperti sarang hewan, di mana larva mereka memangsa serangga lain."
Baca Juga: Lalat Pikat Gemar Menghisap Darah dan Ganja
Lalat jendela yang umum dapat dianggap bermanfaat karena larva mereka memangsa hama lain dalam ruangan. Spesies yang baru dideskripsikan ini hidup di sarang burung yang berongga di habitat hutan boreal dan tersebar luas tetapi jarang sekali dijumpai di Finlandia. Spesies ini, sejauh ini hanya diketahui dari Finlandia, tetapi peneliti berharap dapat menemukan mereka di habitat yang sesuai juga dari negara-negara tetangga lainnya.
"Lalat jendela yang umum dapat dianggap bermanfaat karena larva mereka memangsa hama dalam ruangan." kata Pohjoismäki.
Keberadaan spesies Scenopinus ketiga di Finlandia telah diketahui selama beberapa decade baru-baru ini, walaupun pada awalnya peneliti menaruh mereka pada identitas yang salah.
Orang pertama yang menduga bahwa spesies ini baru dalam sains adalah Jere Kahanp, yaitu seorang ahli diptera dan manajer digitalisasi di Museum Sejarah Alam Finlandia. Meskipun sudah bertahun-tahun kemungkinan lalat ini sudah ada dengan identitas yang salah, dikarenakan ia kurang dikenal oleh banyak orang. Maka membutuhkan orang yang benar-benar ahli dibidangnya untuk dapat mengungkap identitas aslinya yang benar.
Baca Juga: Kisah Pemuda Afrika Manfaatkan Lalat untuk Atasi Limbah Pangan
Berkat sebuah proyek untuk meningkatkan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati Finlandia (PUTTE2), yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup Finlandia, pekerjaan tersebut kini telah selesai dan spesies baru itu pun akhirnya diberi nama, serta secara resmi disetujui oleh komunitas ilmiah.
Penulis studi tersebut, Jaakko Pohjoismäki dan Antti Haarto, telah memberikan sebuah nama untuk spesies baru itu sebagai Scenopinus jerei di mana nama belakangnya diambil dari nama depan Jere Kahanp sendiri untuk mengakui perannya dalam penemuan ini. Deskripsi ilmiah resminya disiapkan oleh para peneliti di Universitas Finlandia Timur dan Museum Zoologi Universitas Turku.
Baca Juga: Benarkah Lalat yang Hidup di Area Perkotaan Lebih Menjijikkan?
Dalam laporannya, selain dituliskan deskripsi spesies, ia juga telah memuat kunci identifikasi untuk menentukan semua spesies lalat jendela Eropa.
"Fakta bahwa spesies yang sebelumnya tidak diketahui sains dapat ditemukan dari negara Nordik yang relatif miskin spesies dan dipelajari dengan baik, menggarisbawahi fakta betapa buruknya keanekaragaman hayati lokal yang masih perlu diketahui." kata para peneliti.
Baca Juga: Ahli Biologi Singkap Dua Spesies Jamur Ini Membuat Lalat Jadi Zombie