Nationalgeographic.co.id - Telah banyak penelitian yang mendokumentasikan potensi lalat dalam menyebarkan penyakit. Faktanya, satu ekor lalat bisa membawa sekitar lebih dari 300 jenis virus, bakteri, dan parasit yang dapat membahayakan kesehatan.
Penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports mengungkapkan bahwa sesungguhnya lalat lebih menjijikkan dari yang kita kira. Khususnya lalat yang hidup di perkotaan. Sebab, ia lebih banyak mengangkut bakteri dibanding lalat yang hidup di alam bebas.
Bahkan, lalat perkotaan memiliki parasit yang lebih banyak dibanding yang berasal dari kandang hewan.
Baca Juga: Kisah Singa Laut yang Menjadi Korban Penembakan Para Nelayan
Para peneliti dari Pennsylvania State University mempelajari mikrobioma lalat dari tiga lokasi yang berbeda. Beberapa lalat diketahui membawa ratusan jenis bakteri yang berbeda dan berbahaya bagi manusia.
Bakteri tersebut memanfaatkan lalat untuk menyebarkan lebih banyak bakteri ke organisme lain. Hal tersebut yang menyebabkan wabah dapat menjalar.
"Kami percaya bahwa ini mungkin menunjukkan mekanisme transmisi patogen yang telah diabaikan oleh pejabat kesehatan masyarakat. Lalat dapat berkontribusi pada transmisi patogen dengan cepat dan menimbulkan wabah," kata Donald Bryant, salah satu peneliti.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Es di Permukaan Bulan yang Dapat Menunjang Kehidupan
Peneliti menemukan bahwa kaki dan sayap lalat berperan paling besar dalam perpindahan bakteri dan mikroorganisme berbahaya dari satu permukaan ke permukaan lainnya.
“Kaki dan sayap menunjukkan keragaman mikroba tertinggi dalam tubuh lalat, menunjukkan bahwa bakteri menggunakan lalat sebagai angkutan udara,” kata Stephen Schuster, rekan peneliti.
Lebih lanjut Schuster mengatakan bahwa selama perjalanan di atas tubuh lalat, bakteri mencoba untuk bertahan hidup. Ketika sudah sampai pada permukaan baru, bakteri tersebut akan tumbuh dan berkembang.
"Penemuan ini benar-benar akan membuat Anda berpikir dua kali ketika memakan salad kentang pada piknik Anda di taman kota. Mungkin lebih baik untuk pergi piknik di hutan yang jauh dari lingkungan perkotaan, dibanding taman pusat," kata Bryant.
Source | : | studyfinds.org |
Penulis | : | Mar'atus Syarifah |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR