Para peneliti menemukan bahwa faktor-faktor tertentu seperti usia induk dan bayi, serta kematian anak yang tiba-tiba dapat membentuk tindakan-tindak seorang induk terhadap bayinya setelah bayinya itu meninggal.
Salah satu laporan pertama terkait induk primata yang membawa-bawa mayat anaknya berasal dari tahun 1915 yang muncul di Journal of Animal Behavior, kata Elisa Fernández-Fueyo, seorang ahli primata dan mahasiswa pascasarjana di Departemen Antropologi di University College London (UCL) di Inggris yang menjadi penulis utama studi ini.
Dalam penelitian tahun 1915 itu, ahli primata dan psikolog Robert Yerkes "melaporkan kasus induk kera rhesus kandang yang menggendong bayinya yang mati selama lima minggu." Yerkes menyarankan dalam penelitian itu bahwa perilaku induk kera itu adalah manifestasi dari naluri keibuan, ujar Fernández-Fueyo seperti dikutip dari Live Science.
Dalam studi baru ini, para peneliti menganalisis laporan yang berasal dari tahun 1915 hingga 2020 tentang monyet, kera, galago, dan lemur yang merawat anak-anak mereka yang sudah meninggal. Sekitar 80 persen dari spesies yang mereka ulas itu menunjukkan perilaku membawa mayat.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar
Namun, aktivitas ini paling sering dilaporkan pada kera besar —kerabat primata terdekat kita— dan monyet Dunia Lama. Kedua kelompok primata itu "juga membawa bayi-mayi mereka yang sudah mati untuk jangka waktu yang paling lama," kata Fernández-Fueyo.
Sebagai contoh, pada Maret 2020, para peneliti menggambarkan 12 kasus induk babun di alam liar yang menggendong bayi mereka yang mati selama 10 hari. Pada tahun 2017, seekor kera betina (genus monyet Dunia Lama) di taman margasatwa Italia membawa bayinya yang mati selama empat minggu dan akhirnya mengkanibal mayat mumi itu.
Dan pada tahun 2003, setelah dua bayi simpanse meninggal karena penyakit pernapasan, induk-induk mereka membawa mayat bayi-bayi itu selama berbulan-bulan.
Lemur, yang menyimpang dari kelompok primata lain lebih dari 60 juta tahun yang lalu, merupakan pengecualian dalam analisis baru ini. Spesies ini tidak membawa bayi yang sudah meninggal, kata Fernández-Fueyo.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Ilmuwan Temukan Fosil Telur Berisi Bayi Dinosaurus