Mengapa Kotoran Bayi Banyak Mengandung Mikroplastik daripada Kita?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 23 September 2021 | 13:00 WIB
Mikroplastik lebih banyak ditemukan di kotoran bayi daripada orang dewasa. Temuan ini menghubungkan kesehatan dengan plastik di sekitar kita. (Shutterstock)

Mereka memperkirakan bahwa rata-rata manusia dapat menelan hingga 5 gram mikroplastik setiap minggunya.

Beberapa mikroplastik melewati ssitem pencernaan dengan mudahnya, dan dikeluarkan lewat tinja. Sehingga, beberapa mikroplastik dapat terakumulasi di dalam organ tubuh, yang kemudian beberapa bagian bisa memasuki membran sel dan masuk ke aliran darah.

Sebuah studi pada Januari 2021, berjudul Plasticenta: First evidence of microplastics in human placenta di jurnal Environment International, lewat sistem peredaran darah dan pencernaan bisa merujuk pada transmisi generasi mikroplastik dari ibu hamil ke plasenta bayi.

Ada pula bayi bisa mengandung plastik karena disusui ibunya. Fenomena itu sempat ditemukan pada bangkai bayi orca yang terdampar di Norwegia 2017 lalu. Sebagaimana yang dilaporkan National Geographic Indonesia sebelumnya, penelitian lebih lanjut pada bayi orca, hewan itu mengandung bifenil poliklorinasi (PCB) dari susu dan plasenta dari induknya.

Baca Juga: Sains Terbaru: Ada Zat Kimia Berbahaya yang Ditemukan di Anak Orca

Bayi bisa terpapar mikroplastik dari benda sekitarnya, bahkan dari ASI yang terkontaminasi. (FREEPIK)

Ilmuwan dari California State Water Resources Control Board yang tidak terlibat dalam penelitian terbaru ini, Scott Coffin memandang penelitian terbaru ini sejalan dengan banyak temuan lain. Meski demikian, penelitian ini masih kurang representatif untuk memperhitungkan faktor lain, alasan mengapa ada mikroplastik pada tinja.

"Komponen yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini adalah akumulasi mikroplastik ke dalam organ setelah terpapar," ujar Coffin. Misal, bisa jadi kontaminasi mikroplastik justru terjadi selama percobaan, ketika para peneliti berhadapan feses dan mikroplastik, seperti paparan popok atau plastik dari peralatan ilmiah itu sendiri.

Perhitungan datanya seperti menghitung massa mikroplastik juga belum kuat. Tetapi temuan ini bisa menjadi data awal yang sangat dibutuhkan, mengingat penghitungan yang dilakukan para penulis relatif jarang, ujar Coffin.

Baca Juga: Para Peneliti Ini Mencoba Memetakan Mikroplastik di Seluruh Dunia