Brunswijk: Olahragawan, Pahlawan Hingga Wakil Presiden Suriname

By Galih Pranata, Senin, 27 September 2021 | 09:42 WIB
Ronnie Brunswijk mengenakan jersey Inter Moengotapoe (Suriname) di usia 60 tahun, melawan Olimpia (Honduras) dalam laga CONCACAF, 22 September 2021. (Especial/El Heraldo)

"Sekarang, dia ingin dikenal sebagai orang yang akan menyebarkan kekayaan minyak negara yang baru ditemukannya, secara adil" tambahnya. Ia menulis kisah perjuangan Brunswijk kepada The New York Times, berjudul Guerrilla Leader, Drug Baron, Gold Magnate… and Now Social Reformer?, publikasi pada 8 Januari 2021.

Ronnie Brunswijk lahir pada 7 Maret 1961 di Moiwana, Suriname. "Ia bergabung dengan Tentara Nasional Suriname pada usia 18 tahun. Dia dianggap sebagai prajurit terbaik yang dikirim ke Kuba untuk pelatihan komando" lanjut Kurmanaev.

"Ia merupakan anak petani subsisten, telah meninggalkan desa Moengotapoe di Suriname timur untuk mencari kehidupan yang lebih baik, saat masih berusia 10 tahun" terangnya. Kurmanaev menyebut bahwa kisah hidup Brunswijk tidak biasa dalam banyak hal.

Ia terlibat dalam kisah perjalanan Suriname yang bergejolak melalui krisis ekonomi dan kekerasan politik sejak era pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1975. "Di salah satu barisan tentara, Brunswijk muncul untuk menentang kolonialisme Belanda" tulisnya.

Ellen de Vries dalam artikelnya yang dimuat dalam jurnal OSO: Tijdschrift voor Surinaamse taalkunde, berjudul The making of Ronnie Brunswijk in Nederlandse media, publikasi tahun 2011, mengisahkan tentang perjuangan Brunswijk dalam membela dan membangun Suriname.

Brunswijk merupakan pemimpin dalam komando Hutan atau Jungle Commando. Ia terlibat dalam Perang saudara, yang disebut Perang Dalam Negeri, terjadi dari 1986 hingga 1992. "Itu adalah pertempuran berdarah antara Komando Hutan dan Tentara Nasional Desi Bouterse, untuk memperebutkan kekuasaan di Suriname timur" tulis Ellen.

Baca Juga: 'Mulih Njowo' Bukti Rindu Rakyat Jawa-Suriname Dengan Indonesia

Potret Ronnie Brunswijk dengan baret merahnya sebagai mantan pemimpin Komando Hutan. (Dagblaad Suriname)

Pada 1986, Brunswijk dijatuhi hukuman penjara karena perampokan bank di Moengo pada tanggal 26 April. "Perampokan bank tersebut membuatnya mendapat gelar 'Robin Hood of Suriname' karena ia membebaskan dana curian dari lembaga pemerintah, kemudian dana tersebut dikembalikan kepada rakyat" terang Ellen.

Pada bulan November 1986, Tentara Nasional Suriname menghancurkan Moiwana, desa kelahiran Brunswijk. Akibatnya, 39 warga desa terbunuh dalam kejadian itu. "Perang saudara telah terjadi selama bertahun-tahun, Brunswijk terlibat didalamnya" lanjutnya. Beruntung, gencatan senjata berhasil dilakukan pada 21 Juli 1989 di Korou.

Tahun-tahun berikiutnya, Belanda menuntut Brunswijk dan Bouterse secara in absentia atas perdagangan narkoba. "Brunswijk dihukum di Belanda delapan tahun penjara karena penyelundupan kokain oleh pengadilan Belanda di Haarlem, meskipun banyak saksi menentang klaim tersebut dan hanya akal-akalan Belanda untuk meredam aksinya" ungkap Ellen dalam tulisannya.

Baca Juga: Gara-gara Sepak Bola Pra-Piala Dunia, Perang Bersenjata Pun Bergelora