Brunswijk: Olahragawan, Pahlawan Hingga Wakil Presiden Suriname

By Galih Pranata, Senin, 27 September 2021 | 09:42 WIB
Ronnie Brunswijk mengenakan jersey Inter Moengotapoe (Suriname) di usia 60 tahun, melawan Olimpia (Honduras) dalam laga CONCACAF, 22 September 2021. (Especial/El Heraldo)

Nationalgeographic.co.id—Ronnie Brunswijk mengejutkan penggemar sepak bola. Pasalnya, ia tercatat sebagai pemain tertua dalam sejarah sepak bola. Pada laga Inter Mongoetapoe melawan Olimpia (pertandingan elit profesional, Liga CONCACAF), ia turun sebagai kapten tim saat usianya menginjak 60 tahun.

Menariknya, ia adalah wakil presiden Suriname yang tidak lagi berusia muda. Bahkan, ia dapat bermain selama 60 menit dalam pertandingan tersebut. Padahal umumnya, pemain sepak bola profesional tertua sepanjnag masa dipegang oleh Kazuyoshi Miura (52 tahun).

Baginya, pertandingan sepak bola adalah hal yang sepele. Ia telah melalui sejarah panjang yang lebih menantang dalam hidupnya. "Ronnie Brunswijk, telah melakukan banyak hal" tulis Anatoly Kurmanaev. 

"Sekarang, dia ingin dikenal sebagai orang yang akan menyebarkan kekayaan minyak negara yang baru ditemukannya, secara adil" tambahnya. Ia menulis kisah perjuangan Brunswijk kepada The New York Times, berjudul Guerrilla Leader, Drug Baron, Gold Magnate… and Now Social Reformer?, publikasi pada 8 Januari 2021.

Ronnie Brunswijk lahir pada 7 Maret 1961 di Moiwana, Suriname. "Ia bergabung dengan Tentara Nasional Suriname pada usia 18 tahun. Dia dianggap sebagai prajurit terbaik yang dikirim ke Kuba untuk pelatihan komando" lanjut Kurmanaev.

"Ia merupakan anak petani subsisten, telah meninggalkan desa Moengotapoe di Suriname timur untuk mencari kehidupan yang lebih baik, saat masih berusia 10 tahun" terangnya. Kurmanaev menyebut bahwa kisah hidup Brunswijk tidak biasa dalam banyak hal.

Ia terlibat dalam kisah perjalanan Suriname yang bergejolak melalui krisis ekonomi dan kekerasan politik sejak era pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1975. "Di salah satu barisan tentara, Brunswijk muncul untuk menentang kolonialisme Belanda" tulisnya.

Ellen de Vries dalam artikelnya yang dimuat dalam jurnal OSO: Tijdschrift voor Surinaamse taalkunde, berjudul The making of Ronnie Brunswijk in Nederlandse media, publikasi tahun 2011, mengisahkan tentang perjuangan Brunswijk dalam membela dan membangun Suriname.

Brunswijk merupakan pemimpin dalam komando Hutan atau Jungle Commando. Ia terlibat dalam Perang saudara, yang disebut Perang Dalam Negeri, terjadi dari 1986 hingga 1992. "Itu adalah pertempuran berdarah antara Komando Hutan dan Tentara Nasional Desi Bouterse, untuk memperebutkan kekuasaan di Suriname timur" tulis Ellen.

Baca Juga: 'Mulih Njowo' Bukti Rindu Rakyat Jawa-Suriname Dengan Indonesia

Potret Ronnie Brunswijk dengan baret merahnya sebagai mantan pemimpin Komando Hutan. (Dagblaad Suriname)

Pada 1986, Brunswijk dijatuhi hukuman penjara karena perampokan bank di Moengo pada tanggal 26 April. "Perampokan bank tersebut membuatnya mendapat gelar 'Robin Hood of Suriname' karena ia membebaskan dana curian dari lembaga pemerintah, kemudian dana tersebut dikembalikan kepada rakyat" terang Ellen.

Pada bulan November 1986, Tentara Nasional Suriname menghancurkan Moiwana, desa kelahiran Brunswijk. Akibatnya, 39 warga desa terbunuh dalam kejadian itu. "Perang saudara telah terjadi selama bertahun-tahun, Brunswijk terlibat didalamnya" lanjutnya. Beruntung, gencatan senjata berhasil dilakukan pada 21 Juli 1989 di Korou.

Tahun-tahun berikiutnya, Belanda menuntut Brunswijk dan Bouterse secara in absentia atas perdagangan narkoba. "Brunswijk dihukum di Belanda delapan tahun penjara karena penyelundupan kokain oleh pengadilan Belanda di Haarlem, meskipun banyak saksi menentang klaim tersebut dan hanya akal-akalan Belanda untuk meredam aksinya" ungkap Ellen dalam tulisannya.

Baca Juga: Gara-gara Sepak Bola Pra-Piala Dunia, Perang Bersenjata Pun Bergelora

Hebatnya, ia juga berhasil menemukan tambang emas di negaranya, setelah berhak atas wilayah pasca perang saudara. Ia kemudian mendirikan Robruns NV, sebuah perusahaan pertambangan emas. Kemudian, ia mengembangkannya, dan mencapai enam konsesi emas pada tahun 2012. Pada Juli 2020, Brunswijk mengalihkan kepemilikan konsesi emas ke sebuah yayasan.

Pada tahun 2002, Brunswijk membangun sebuah stadion sepak bola di Moengo yang ia beri nama Ronnie Brunswijkstadion. Ia juga merupakan pemain dan pemilik klub sepak bola profesional Suriname, Marowijne Inter Moengotapoe. "Dia mengatakan kekayaannya berasal dari konsesi pertambangan kayu dan emas yang diperolehnya setelah perang" tulis Kurmanaev. 

"Pada siaran langsung di televisi Nasional, bulan Desember 2007, Brunswijk dan Paul Somohardjo memukuli Rashied Doekhi, anggota partai Desi Bouterse, di parlemen Suriname setelah Doekhi menyerang Brunswijk dan Somohardjo, ketua parlemen Suriname saat itu" dilansir dari Waterkant.

Waterkant merekam salah satu tindakan perlawanan Brunswijk dan Paul Somohardjo, atas Doekhi yang menuduh mereka korupsi. Berita tersebut dipublikasi pada 2014, berbahasa Belanda dengan judul Surinaamse parlementariërs met elkaar op de vuist.

Pada 7 Juli 2020, koalisi menominasikan Chan Santokhi sebagai Presiden Suriname dan Ronnie Brunswijk sebagai Wakil Presiden. Tidak ada kandidat lain yang dicalonkan per 8 Juli 2020, sehingga ia terpilih sebagai wakil presiden pada 13 Juli secara aklamasi dalam pemilihan yang tidak terbantahkan.

Baca Juga: 9 September 1948, Kota Solo Jadi Saksi Pekan Olahraga Nasional Pertama