Cara Sains Terbaru Melindungi Kesuburan Anak Lelaki Obesitas

By Wawan Setiawan, Selasa, 28 September 2021 | 15:00 WIB
Penurunan berat badan jangka pendek dapat meningkatkan fungsi sel Leydig dan membantu melindungi kesuburan di masa depan untuk anak laki-laki dengan obesitas. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Menurut data yang dipresentasikan langsung di pertemuan virtual European Society for Pediatric Endocrinology pada 23 September kemarin, penurunan berat badan jangka pendek dapat meningkatkan fungsi sel Leydig dan membantu melindungi kesuburan di masa depan untuk anak laki-laki dengan obesitas.

Sebanyak 34 anak laki-laki obesitas berusia 10 hingga 18 tahun berpartisipasi dalam program pendidikan terapeutik selama 12 minggu. Mereka mengalami peningkatan testosteron pada akhir program dibandingkan saat awal. Peneliti mengetahui adanya peningkatan yang berhubungan dengan pengurangan massa lemak. Perubahan ini diamati pada penanda fungsi sel Leydig dan tidak pada penanda fungsi sel Sertoli.

Sel-sel Leydig di testis menjadi aktif pada masa pubertas untuk menghasilkan hormon utama pria, testosteron. Sel sertoli di testis sangat penting untuk produksi sperma yang sehat dan menghasilkan beberapa hormon reproduksi, penting untuk pematangan sperma.

Melalui penerapan manajemen dini obesitas di masa kanak-kanak dapat membantu mencegah masalah kesuburan di masa depan pada pria.

Solène Rérat, seorang dokter anak di unit endokrinologi anak di Rumah Sakit Universitas Angers di Prancis, mengatakan kepada Tech Explorist, “Obesitas dapat memengaruhi fungsi gonad pada remaja laki-laki, dan karena itu mengubah kesuburan masa depan mereka di masa dewasa.”

Ia juga menambahkan, “Pengurangan berat badan tampaknya memulihkan beberapa, tetapi tidak semua, dari perubahan gonad ini. Seleksi perubahan potensial ini harus dilakukan selama tindak lanjut anak laki-laki dengan obesitas.”

Baca Juga: Makan Berlebihan Bukanlah Penyebab Utama Obesitas, Kata Studi Terbaru

Obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis. (Doctor NDTV)

Dalam penelitian itu, anak laki-laki memiliki pola makan yang sehat dan seimbang, melakukan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari.

Para ilmuwan mengukur kadar hormon reproduksi, komposisi lemak tubuh, dan glukosa darah mereka sebelum dan sesudah program. Selama 12 minggu, anak laki-laki kehilangan berat badan secara signifikan dan telah meningkatkan kadar insulin serta meningkatkan kadar testosteron.

Para ilmuwan tidak melihat adanya perubahan signifikan pada penanda fungsi sel Sertoli. Karena sel-sel lemak menghasilkan enzim yang mengubah testosteron menjadi estrogen, hilangnya massa lemak yang sebenarnya dapat menjelaskan beberapa peningkatan kadar testosteron, di samping pembalikan fungsi sel Leydig yang berubah.

Baca Juga: Pestisida Bertanggung Jawab Terhadap Epidemi Obesitas Global

“Ini adalah studi pediatrik pertama yang mempelajari fungsi sel Leydig dan Sertoli setelah penurunan berat badan,” kata Rérat.

“Kami telah menemukan dalam penelitian kami sebelumnya bahwa perubahan fungsi sel Sertoli terjadi lebih awal pada masa pubertas pada anak laki-laki dengan obesitas daripada fungsi sel Leydig. Oleh karena itu, hipotesis kami adalah bahwa perubahan fungsi yang lebih lama mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk pulih setelah penurunan berat badan,” jelasnya lebih lanjut.

“Temuan ini juga menggarisbawahi perlunya mempertimbangkan obesitas pada masa kanak-kanak sebagai faktor dalam masalah kesuburan di masa depan. Kami sangat menyarankan bahwa manajemen dini obesitas anak diperlukan untuk membalikkan gangguan ini dan untuk membantu mencegah masalah reproduksi di masa depan, serta menurunkan risiko penyakit melemahkan lainnya,” tutur Rérat.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Obat yang Bisa Turunkan Berat Badan Secara Dramatis

Sel-sel interstisial Leydig terletak di ruang interstisial antara tubulus seminiferus. Sel Leydig menghasilkan androgen pria seperti testosteron. (Allan Wiechmann/ResearchGate)

Di masa depan, para ilmuwan akan mengukur fungsi reproduksi kelompok lebih jangka panjang. Dengan menyertakan lebih banyak peserta, mereka akan mengumpulkan lebih banyak data untuk mengonfirmasi dan memperluas temuan ini.

Rérat mencatat populasi penelitian yang kecil dan masa studi yang singkat. Dia mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuannya.

“Studi kami hanya mengevaluasi efek pada sejumlah kecil anak laki-laki obesitas setelah program pendidikan terapeutik selama dua belas minggu. Studi lebih lanjut dengan tindak lanjut yang lebih lama diperlukan untuk membantu kami mempelajari sepenuhnya efek penurunan berat badan pada fungsi reproduksi.” pungkas Rérat.

Baca Juga: Hati-hati, Paparan Cahaya di Malam Hari Picu Obesitas dan Kanker