Selamatkan Kutu Simpanse, Ini Masa Depan Genting Kerabat Terdekat Kita

By Ricky Jenihansen, Minggu, 26 September 2021 | 09:03 WIB
Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Taman Nasional Gunung Leuser, Situs Warisan Dunia UNESCO, November. (Enrique Lopez-Tapia)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru yang dipimpin oleh Duke University mengungkapkan bahwa kematian primata yang terancam punah saat ini dapat memicu lebih banyak kepunahan spesies parasit pada primata tersebut. Dampak kepunahan tersebut tidak hanya akan selesai sampai di situ, tapi akan berlanjut dan berimplikasi buruk pada manusia.

Krisis kepunahan yang mengancam monyet, kera, dan kerabatnya dapat memiliki efek riak yang lebih besar pada spesies kecil yang kurang dihargai yang mendiami tubuh mereka. Parasit, seperti cacing, kutu, tungau hingga jamur yang bergantung pada mereka juga akan ikut punah, menurut penelitian tersebut yang telah dipublikasikan di jurnal Philosophical Transactions B.

Kita memasang tulisan "Selamatkan Simpanse" di kaos dan poster. Akan tetapi, kita tidak akan pernah melihat orang berjalan-jalan dengan baju yang bertuliskan "Selamatkan Kutu Simpanse". Orang-orang tampaknya lebih sadar akan nasib gorila yang terancam punah daripada cacing usus gorila, atau lebih terpikat dengan lemur tikus daripada tungau mereka.