Nationalgeographic.co.id - Siapa yang tidak suka dengan fasilitas eksklusif saat menonton pertandingan olahraga atau konser musik? Fasilitas seperti kursi khusus atau VIP ternyata sudah ada jauh pada masa Romawi, lewat amfiteaternya.
Hal itu diungkap oleh para arkeolog dari German Archaeological Institute dan Berlin Technical University’s Institute of Architecture, ketika mengekskavasi Amfiteater Pergamon di Provinsi Izmir, Turki. Ekskavasi ini telah berlangsung sejak 2018, dan menjadi daya tarik arkeolog karena bentuknya yang mirip dengan Colosseum di Roma.
Amfiteater Pergamon diketahui berusia 1.800 tahun, dan telah menjadi tempat untuk pertarungan gladiator dan hewan pada awal abad ke-2 SM, serta menjadi tempat eksekusi. Para pengikut Kristen pertama yang tersebar di daerah Pergamon diyakini pernah dieksekusi oleh Kekaisaran Romawi di tempat ini.
Selain itu pertunjukan lainnya adalah reka adegan pertempuran angkatan laut yang disebut naumachia. Peragaan ulang ini melibatkan para penjahat yang akan dilemparkan ke tengah panggung pertunjukkan, untuk dibantai oleh mereka yang haus darah dengan teriakan perang.
"Mereka (orang Romawi) ingin membangun replika Colosseum di sini, yang sering dikunjungi oleh semua lapisan masyarakat. Tetapi orang-orang dari kelas atas atau keluarga penting memiliki kursi pribadi di bagian khusus dengan nama mereka terukir di sana," ungkap Felix Pirson, direktur German Archaeological Institute, dikutip dari Daily Sabah.
Dia menerangkan, amfiteater ini sangat besar dan memberikan keunggulan kota kuno Pergamon dibandingkan kota-kota kuno lainnya, seperti Efesus dan Smyrna. Saking besarnya, para arkeolog masih meneliti berapa jumlah kapasitas penontonnya, tetapi ditaksir bisa mencapai 25.000 hingga 50.000 orang.
Baca Juga: Temuan Dua Makam di Kastel Cavustepe, Singkap Penguburan Baru di Turki
"Detail lain yang menarik perhatian kami adalah bahwa nama Latin ditulis dalam huruf Yunani. Kami percaya bahwa beberapa orang dari Italia memiliki tempat khusus di amfiteater Pergamon," ujarnya.
Area VIP yang ditemukan, mirip dengan kursi kotak modern di stadion olahrga dan tempat hiburan saat ini, hanya saja bahannya yang terbuat dari batu. Ditambah, nama para tamu khusus dicantumkan di atasnya agar bisa digunakan berkala lewat pembelian atau penyewaan.
Seringkali yang menggunakannya adalah keluarga yang sangat kaya dan sangat penting, terutama dari Italia. Mereka bisa duduk di kursi yang berada di pondokan yang disediakan. Para arkeolog baru menyingkap lima pondok, yang memiliki kursi VIP.
Baca Juga: Awalnya Julius Caesar Dianggap Epilepsi, Temuan Terkini Dia Strok
Penelitian yang dilakukan para arkeolog ini adalah bagian dari TransPergMicro Project, dimana mereka harus menggabungkan arkeologi, penelitian, dan geografi fisik untuk menilai dampak hubungan sejarah manusia dengan lingkungannya yang disebut sebagai 'Antroposen'.
Melansir Ancient Originis, projek ini menemukan semua bukti sejarah pemukiman Pergamon kuno yang dimulai sekitar abad ke-2 SM, tetapi ada juga bukti yang lebih baru seperti dari abad ke-7 Masehi.
Yang menarik, ada banyak benda atau bagian bangunan yang berciri khas Periode Helenistik (sekitar abad ke-3 SM hingga abad ke-1 SM), yang bersamaan dengan periode Kekaisaran Romawi (abad ke-1 SM hingga ke-3 Masehi).
Berarti ada proses penggandaan budaya yang cepat berganti di wilayah perkotaan kuno Pergamon selama akhir abad ke-1 M, bersama dengan konstruksi monumental. Lewat cara ini, para arkeolog dapat memahami hubungan antara kota, pemukiman pedesaan, dan lanskap sekitarnya.
Baca Juga: Penampakan Bangkai Kapal Romawi Berusia 2.000 Tahun di Kroasia
Sehingga, selain amfiteater ini dapat diketahui bagaimana masyarakat di sekitar tempat itu mengeolah sumber daya, produksi dan konsumsinya, memilih gaya hidup dan kesehatan penduduk, dan desain ruang hidup.
Ciri helenistik ini bisa dilihat dari gaya arsitektur amfiteater. Para peneliti berusaha mempertahankan kondisinya—terutama pada dinding—agar tidak runtuh. Sedangkan bangunan yang berciri Romawi yang dapat ditemukan dalam ekskavasi sekitar Pergamon adalah pemandian air panas, yang dinamai "Kleopatra Hamam", yang menggunakan sumber air panas yang terus mengalir hingga tahun 1980-an.
Penelitian ini dipublikasikan sementara lewat laman projek, dan penelitian maupun ekskavasi gabungan Turki-Jerman ini masih berlanjut hingga November. "Kami optimis bahwa kami akan dapat melaporkan di sini tentang penemuan lebih lanjut dan temuan baru dari kampanye Proyek Ekskavasi Pergamon tahun ini!" tulis para arkeolog.
Baca Juga: Bukan Mitos, Arkeolog Telah Menemukan Kuda Troya Asli di Turki