Analisis DNA Raksasa Segorbe Singkap Genosida Etnis Muslim di Spanyol

By Utomo Priyambodo, Kamis, 30 September 2021 | 10:07 WIB
Al-Andalus—Pada 19 Juli 711, tentara Arab dan Berber bersatu di bawah naungan kekhalifahan Umayyah Islam mendarat di Spanyol. Melalui diplomasi dan peperangan, mereka membawa seluruh semenanjung di ujung utara di bawah kendali Islam. Namun, perbatasan dengan wilayah utara Kristen terus berubah. Wilayah Islam baru, yang disebut sebagai al-Andalus oleh Muslim, dikelola oleh pemerintah provinsi yang didirikan atas nama kekhalifahan Umayyah di Damaskus. (Public Domain)

Hubungan antara Kristen dan Muslim di kerajaan Kristen Spanyol Aragon, yang termasuk tanah bekas Kerajaan Valencia, semakin memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini paling menyedihkan bagi komunitas Muslim, yang berada dalam posisi minoritas tanpa kekuatan politik dan pengaruh untuk mengendalikan nasib mereka sendiri.

Kurangnya kekuasaan dan pengaruh terbukti memiliki konsekuensi yang parah. Pada tahun 1525, sebuah dekrit yang dikeluarkan oleh Raja Charles I memerintahkan semua Muslim di Kerajaan Aragon untuk segera masuk Kristen, atau menghadapi pengusiran dari negara itu. Kerajaan-kerajaan Spanyol lainnya juga telah mengeluarkan dekrit tersebut sebelumnya.

Banyak orang Islam kemudian pindah agama ke Kristen. Namun kemudian kembali muncul kecurigaan tentang niat sebenarnya dari mantan para Muslim yang tetap berada di wilayah Spanyol itu.

Baca Juga: Menyingkap Kitab Astronomi Abd-al Rahman al-Sufi dari Abad ke-10

Penaklukan Muslim Spanyol. Orang-orang Kristen dengan ternak mereka digiring ke perbudakan oleh penguasa Muslim di Spanyol abad pertengahan. Iluminasi di naskah 'Cantigas de Santa Maria' sekitar 1260. Fine Art America menyebutkan bahwa pelukis bernama Granger. (FINE ART AMERICA)

Di Valencia, di mana Muslim yang pindah agama terdiri dari sekitar sepertiga dari populasi, timbul ketegangan yang sangat tinggi. Secara umum, penduduk Kristen terdiri dari kelas atas dan menengah, sedangkan Moriscos (Muslim yang masuk Kristen) adalah petani dan buruh.

Akhirnya, pada tahun 1609, raja Spanyol yang berkuasa, Raja Philip III, mengambil salah satu langkah paling drastis yang bisa dibayangkan. Dia memerintahkan semua keturunan Moriscos untuk segera meninggalkan Semenanjung Iberia. Mereka diperintahkan untuk hanya membawa apa yang dapat mereka bawa, tidak termasuk uang, emas, atau perhiasan yang mungkin mereka miliki. Jika mereka menolak untuk pergi, mereka akan ditangkap dan dipenjarakan, atau mungkin lebih buruk lagi.

Baca Juga: Kisah Haru Persahabatan Dua Difabel Muslim dan Kristen dari Damaskus

INVASI MUSLIM SPANYOL—Pertempuran antara Kristen dan Muslim di Spanyol. Iluminasi naskah 'Cantigas de Alfonso X,' abad ke-13. (FINE ART AMERICA)

Berapa tepatnya orang-orang Morisco yang dipaksa ke pengasingan selama beberapa tahun ke depan tidak diketahui secara pasti. Namun jumlah totalnya pasti mencapai ratusan ribu.

Di daerah sekitar Valencia, eksodus paksa ini terjadi sangat besar dan jauh lebih besar daripada di daerah-daerah lain. Peristiwa bersejarah ini menjelaskan mengapa DNA Raksasa Segorbe sangat berbeda dengan para penduduk modern di lokasi di mana ia dikuburkan.

Laporan lengkap mengenai hasil analisis DNA Raksasa Segorbe ini telah terbit di jurnal Scientific Reports pada September 2021 dengan judul "Biomolecular insights into North African-related ancestry, mobility and diet in eleventh-century Al-Andalus".