Temuan Kerangka Suku Maya di Gua Meksiko, Diyakini Bagian dari Ritual

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 4 Oktober 2021 | 16:00 WIB
Arkeolog temukan kerangka suku maya berusia 7.000 tahun. (Histecho)

“Peran perubahan iklim dalam runtuhnya peradaban Maya Klasik agak kontroversial, sebagian karena catatan sebelumnya terbatas pada rekonstruksi kualitatif, misalnya, apakah kondisinya lebih basah atau lebih kering,” tutur Evans.

"Studi kami merupakan kemajuan substansial karena memberikan perkiraan statistik curah hujan dan tingkat kelembaban yang kuat selama kejatuhan Maya,” jelas Evans. 

Peradaban Maya terkenal karena tulisan hieroglifnya - satu-satunya sistem penulisan yang dikembangkan sepenuhnya dari Amerika pra-Columbus.

Sebagai salah satu peradaban paling dominan di Mesoamercia (sekarang Meksiko dan Amerika Tengah), mereka membangun kota dengan bangunan dengan pusat upacara yang rumit dan piramida batu yang menjulang tinggi untuk membentuk sebagian besar Meksiko, Honduras, Guatemala, dan El Salvador. Hal ini membuat Suku Maya dikenal sebagai salah satu suku yang hebat dalam bidang infrastruktur.

Baca Juga: Lewat Tinja, Ahli Singkap Perubahan Hidup Bangsa Maya di Masa Lalu

Pada zaman prasejarah gua mungkin digunakan untuk tempat tinggal. Namun, bagi suku Maya goa adalah tempat leluhur. (Histecho)

Bukan hanya itu, mereka juga membuat kemajuan di bidang pertanian, pembuatan kalender, dan matematika, mencapai puncaknya sekitar abad keenam Masehi.

Diperkirakan bangsa Maya menemukan konsep 'nol'. Ini memungkinkan mereka untuk mengerjakan perhitungan yang rumit dan membuat kalender yang terperinci dan akurat.

Tetapi pada tahun 900 M, kota-kota batu ditinggalkan, hal ini menciptakan banyak misteri seputar alasan kematian mereka. Selain kekeringan yang melanda Meksiko, teori lain tentang kematian mereka termasuk kelebihan populasi, konflik militer atau peristiwa lingkungan besar.

Baca Juga: Istana Peninggalan Suku Maya Ditemukan di Tengah Hutan Meksiko