Nationalgeographic.co.id - Masyarakat etnis Maya yang tersebar luas di Amerika Tengah memiliki sejarah panjang. Di era kejayaan peradaban mereka di masa lalu, mereka tinggal di kota dataran rendah Itzan (kini kota Guatemala), dan memiliki variasi populasi dari waktu ke waktu.
Menurut studi terbaru, variasi populasi masyarakat Maya berkembang dengan merespon perubahan iklim sekitar mereka. Laporan itu dipublikasikan di Quaternary Science Review, April lalu.
Laporan itu menunjukkan bahwa masa kekeringan dan basahnya menyebabkan penurunan populasi yang sangat penting. Hasil itu diungkapkan oleh para peneliti lewat pengamatan terhadap stanol, yakni molekul organik yang terdapat pada kotoran manusia dan hewan.
Sampel stanol ini diambil dari dasar danau sekitar Guatemala, dan berfungsi untuk memperkirakan perubahan ukuran populasi.
Selain itu, data yang diperoleh dapat membantu para peneliti menyelaraskan informasi tentang variabilitas iklim, bersama perubahan vegetasi yang diambil dari ahli biologi dan arkeologis sebelumnya.
Source | : | Science Direct |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR