Nationalgeographic.co.id—Pemberian nama untuk teleskop luar angkasa baru NASA mendapat protes dari banyak kalangan. Teleskop baru itu diberi nama James Webb yang merupakan tokoh berpengaruh di badan antariksa Amerika Serikat tersebut selama tahun 1960-an sampai 1970-an.
Kontroversi atas nama teleskop itu telah beredar di kalangan astronom profesional dan amatir selama bertahun-tahun. Namun peluncurannya yang sebentar lagi akan digelar telah mendorong masalah ini menjadi sorotan publik.
Dalam beberapa bulan mendatang, Teleskop Luar Angkasa James Webb akan menemukan rumahnya di orbit matahari, tempat ia akan menghabiskan waktu bertahun-tahun memantau kosmos. Peluncuran ini sebenarnya terlambat 14 tahun dari jadwal yang direncakan di awal.
Teleskop Luar Angkasa James Webb akan bertugas mencari cahaya dari galaksi-galaksi kuno, planet-planet ekstrasurya yang jauh, dan gas-gas yang mungkin menunjukkan adanya kehidupan di benda-benda langit lainnya, menurut laporan Gizmodo.
Teleskop luar angkasa baru itu akan menjadi penerus Teleskop Luar Angkasa Hubble yang merupakan teleskop luar angkasa perintis NASA. Masalahnya, potensi ilmiah teleskop itu dibayangi oleh konotasi nama tokoh yang diambil untuk namanya.
James Webb adalah administrator NASA selama "Lavender Scare," era yang melarang orang-orang homoseksual bekerja di badan-badan pemerintah Amerika Serikat. Lebih dari 1.200 orang —kebanyakan astronom dan penggemar berat— telah menandatangani petisi yang mendesak NASA untuk mengganti nama teleskop itu.
Baca Juga: Teleskop Hubble Menemukan Enam Galaksi yang Mati Secara Misterius
Petisi tersebut menunjuk pada bukti-bukti seperti pemecatan karyawan NASA Clifford Norton, yang terjadi di bawah kepemimpinan Webb. Norton ditangkap karena "aktivitas gay" yang dilakukannya.
Norton sempat diinterogasi oleh polisi. Bahkan ia juga sempat diinterogasi oleh NASA tentang aktivitas seksualnya.
NASA memecat Norton dari posisinya karena "perilaku tidak bermoral" dan karena memiliki ciri kepribadian yang membuatnya "tidak cocok untuk pekerjaan pemerintah lebih lanjut." Meskipun tidak ada bukti bahwa Webb tahu tentang insiden tersebut pada saat itu, menurut Chanda Prescod-Weinstein, seorang ahli kosmologi di University of New Hampshire, hal tersebut tidak membebaskan Webb dari tanggung jawab atas posisi yang diembannya waktu itu.
Baca Juga: Teleskop Bak Mesin Waktu, Astronom Temukan Galaksi Muda Dekat Big Bang
"Entah dia adalah administrator yang sangat tidak kompeten dan tidak tahu bahwa kepala keamanannya sedang menginterogasi karyawan di fasilitas NASA, atau dia tahu persis apa yang sedang terjadi dan dia, dalam beberapa hal, pihak yang mengawasi interogasi seseorang karena gay," kata Prescod-Weinstein kepada NPR.
NASA tidak asing dengan pilihan penamaan yang kontroversial. Mereka pernah mengganti nama asteroid setelah mengetahui bahwa nama aslinya memiliki konotasi Nazi, menurut laporan Futurisme.
Pada tahun 2020, NASA bersumpah untuk berhenti menggunakan nama-nama rasis untuk berbagai objek di luar angkasa dan mengumumkan komitmen badan tersebut untuk "memeriksa penggunaan terminologi tidak resmi untuk objek-objek kosmik sebagai bagian dari komitmennya terhadap keragaman, kesetaraan, dan inklusi."
Baca Juga: Elon Musk Mau Ubah Starship SpaceX Jadi Teleskop Luar Angkasa Raksasa
Namun kali ini nama teleskop baru badan antariksa itu disebut-sebut berkonotasi anti-LGBTQ. Dan hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan prinsip keragaman, kesetaraan, dan inklusi yang disebut menjadi komitmen mereka.
Hingga saat ini NASA belum mengutuk tindakan Webb. "Saat ini kami tidak menemukan bukti yang menjamin perubahan nama Teleskop Luar Angkasa James Webb," kata administrator NASA Bill Nelson kepada NPR.
Sejauh ini NASA tidak berencana untuk mengganti nama Teleskop Luar Angkasa James Webb yang bernilai miliaran dolar itu, meskipun ada protes dari para astronom, masyarakat, dan karyawan badan antariksa tersebut. Mereka juga mengatakan telah menyelidiki tindakan Webb di masa lalu dan telah membagikan beberapa hal spesifik tentang penyelidikan tersebut.
James Webb, tokoh berpengaruh di NASA selama tahun 1960-an dan 1970-an, dianggap turut berpartisipasi dalam diskriminasi sistematis terhadap karyawan gay dan lesbian selama masa jabatannya di badan antariksa tersebut. Kontroversi tersebut membuat banyak pihak meminta NASA untuk memikirkan kembali nama teleskop senilai 10 miliar dolar itu, yang akan diluncurkan pada bulan Desember 2021.
"Dan yang paling buruk, kita pada dasarnya hanya mengirim instrumen luar biasa ini ke langit dengan nama homofobia di atasnya, itu menurut pendapat saya," ujar Prescod-Weinstein, seperti dikutip dari Smithsonian Magazine.
Baca Juga: Teleskop Hubble Menemukan Enam Galaksi yang Mati Secara Misterius