Anak Zaman Sekarang Bakal Lebih Sering Menghadapi Bencana Alam

By Utomo Priyambodo, Selasa, 5 Oktober 2021 | 17:20 WIB
Ilustrasi anak dalam kondisi kebanjiran. (Eric Sales/ Asian Development Bank)

Bahkan orang-orang yang lahir setelah tahun 1980, dengan pemanasan yang kini 1,5 derajat Celsius lebih besar daripada kondisi iklim pra-industri, ternyata juga tercatat bakal lebih sering mengalami paparan gelombang panas, gagal panen, kekeringan, dan banjir sungai dalam seumur hidup mereka. Profesor Wim Thiery dari VUB yang menjadi penulis utama dalam studi ini mengatakan bahwa efek pemanasan global adalah sesuatu yang perlu disikapi serius bahkan jikapun perubahan suhu yang terjadi masih sesuai target Perjanjian Paris.

"Ini pada dasarnya berarti bahwa orang-orang yang lebih muda dari 40 tahun hari ini akan menjalani kehidupan yang belum pernah terjadi sebelumnya bahkan di bawah skenario mitigasi perubahan iklim yang paling ketat. Hasil kami menyoroti ancaman berat terhadap keselamatan generasi muda dan menyerukan pengurangan emisi drastis untuk menjaga masa depan mereka."

Dampak perubahan iklim bisa bersifat sangat regional. Itu artinya anak-anak yang tumbuh di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak bakal menghadapi peningkatan lebih dari lima kali lipat dalam keseluruhan paparan peristiwa ekstrem seumur hidup mereka.

Baca Juga: Tanda-Tanda Runtuhnya Arus Teluk Terlihat, Bencana Global Akan Datang

 

Sementara 53 juta anak yang lahir di Eropa dan Asia Tengah sejak 2016 akan mengalami sekitar empat kali lebih banyak peristiwa ekstrem berdasarkan Perjanjian Paris saat ini. Adapun 172 juta anak dengan usia yang sama di Afrika sub-Sahara bakal menghadapi peningkatan hampir enam kali lipat dalam paparan peristiwa ekstrem dan bahkan 50 kali lebih banyak gelombang panas dalam seumur hidup mereka.

Gerakan Fridays for Future yang dipimpin oleh para pemuda dunia telah secara drastis meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi perubahan iklim bagi generasi mendatang. Di samping pemogokan sekolah dan pawai protes, kaum muda sekarang juga menuntut pemerintah mereka karena melanggar hak-hak dasar mereka yang diatur oleh Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR).

Simon Gosling, Profesor Risiko Iklim di University of Nottingham, yang juga menjadi penulis dalam studi ini, mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan dengan sangat jelas tanggung jawab yang dimiliki generasi saat ini untuk generasi mendatang dalam hal perubahan iklim.

Baca Juga: Pemanasan Global: Sebagian Wilayah Asia Akan Sepanas Gurun Sahara

"Kita sudah melihat peristiwa-peristiwa ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia di seluruh dunia, seperti gelombang panas, banjir, dan kebakaran hutan," ujarnya.

"Kami menunjukkan bahwa anak-anak akan lebih terpengaruh oleh peristiwa semacam itu sepanjang hidup mereka dibandingkan dengan orang-orang yang lebih tua sekarang. Kita harus berbelok tajam jika ingin membatasi dampak antargenerasi dari perubahan iklim. Dalam hal ini, penetapan target pengurangan emisi gas rumah kaca yang lebih ambisius pada konferensi iklim PBB di Glasgow pada bulan November tahun ini akan menjadi sangat penting."