Nationalgeographic.co.id—Pada musim panas 2003, Prancis diterpa gelombang panas berhari-hari. Suhu di negara itu terus naik dan mencapai puncaknya selama delapan hari pada suhu 40 derajat Celsius atau 104 derajat Fahrenheit. Seiring panas yang meningkat, satu per satu orang di sana mulai meninggal.
Banyak dokter dan rumah sakit kewalahan. Kamar-kamar mayat penuh, dan truk-truk berpendingin dan freezer pasar makanan mengisi kekurangan tempat penampungan mayat itu. Para pengasuh lansia menemukan klien-klien mereka merosot di lantai atau meninggal di kursi. Pada saat itu hanya beberapa persen rumah tangga Prancis yang memiliki AC.
Para polisi kemudian dipanggil untuk mendobrak pintu, "hanya untuk menemukan mayat di belakang mereka," kenang Patrick Pelloux, presiden asosiasi dokter ruang gawat darurat Prancis. “Itu benar-benar mengerikan,” katanya kepada National Geographic. Banyak mayat tidak ditemukan selama beberapa minggu.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR