Sejarah Dunia: Ketika Kereta Bayi Mengalahkan Tank Baja Polandia

By Utomo Priyambodo, Selasa, 12 Oktober 2021 | 17:00 WIB
(The Institute of National Remembrance )

Mengabaikan ancaman tank-tank lapis baja dan penangkapan atas diri mereka, rakyat Polandia mempersiapkan unjuk rasa menentang pemberangusan Polandia, termasuk memboikot siaran-siaran berita televisi oleh pemerintah. Di suatu kota kecil, warga menemukan cara mereka sendiri.

Setiap malam, bermula pada 5 Februari 1982, warga kota kecil Swidnik di bagian timur Polandia mulai bertindak. Begitu televisi mulai menyiarkan berita-berita resmi pemerintah selama setengah jam sejak pukul 7.30 malam, semua warga kota itu keluar rumah memenuhi jalan-jalan, mondar-mandir, bercengkrama satu sama lain, dan ngobrol menghabiskan waktu.

Sebelum keluar rumah, beberapa warga meletakkan televisi mereka yang sudah dimatikan di jendela, menghadap ke luar, ke jalan-jalan sehingga semua orang melihat hanya layar gelap tanpa suara dan gambar. Sebagian warga lainnya bertindak lebih jauh lagi. Mereka meletakkan televisi yang sudah dimatikan di dalam kereta-kereta dorong bayi atau yang biasa dipakai berbelanja atau mengangkut bahan bangunan. Mereka menggelandang kereta-kereta dorong berisi pesawat televisi itu di jalan-jalan sepanjang malam.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Bukti Pembantaian Nazi di 'Lembah Kematian' Polandia

 

Pada 1947 Republik Rakyat Polandia didirikan sebagai negara satelit di bawah pengaruh Soviet. Setelah revolusi 1989 (gerakan "Solidarność") negara berdaulat Polandia didirikan sebagai republik demokratis. (Public Domain)

"Kalau semua aksi perlawanan dilakukan oleh para pegiat gerakan bawah tanah, maka itu bukanlah saya atau kamu," kata salah seorang pendukung Solidaritas, seperti dikutip dari buku Tindakan-Tindakan Kecil Perlawanan: Bagaimana Keberanian, Ketegaran, dan Kecerdikan Dapat Mengubah Dunia yang disusun oleh Steve Crawshaw dan John Jackson.

"Tetapi, kalau kamu melihat tetangga-tetanggamu menggelandang televisi mereka di jalan-jalan, maka itu akan membuatmu merasa menjadi bagian dari mereka. Salah satu tujuan penguasa adalah membuat kamu merasa terasing sendirian. Warga Swidnik mematahkan pengucilan itu dan membangung kepercayaan diri mereka."

Taktik membawa-televisi-jalan-jalan itu kemudian menyebar dan ditiru di kota-kota lain. Hal ini membuat pemerintah benar-benar berang. Namun, mereka tidak berdaya untuk menghentikannya. Keluar rumah untuk berjalan-jelan santai jelas bukan tindakan kejahatan berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Baca Juga: Gerakan Perlawanan Haji Misbach: Islam Merah dan Komunis Hijau